Cara Cegah Hepatitis Misterius Sesuai Arahan Dinkes Jatim
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur (Jatim), Erwin Astha Triyono mengimbau agar masyarakat melakukan langkah pencegahan adanya penyakit Hepatitis yang belum diketahui etiologi atau penyebabnya.
Erwin mengatakan agar masyarakat tetap waspada dan tenang dalam menyikapi adanya penyakit Hepatitis misterius. Kondisi ini menyebabkan tiga pasien anak meninggal di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
“Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, kami menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang,” kata Erwin, Kamis, 5 Mei 2022.
Langkah waspada tersebut, kata Erwin, dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Caranya yakni sering mencuci tangan dengan sabun, minum air bersih dan matang.
“(Kemudian) memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh, menggunakan alat makan sendiri, memakai masker, menjaga jarak serta menghindari kontak dengan orang sakit,” jelasnya.
“Selain itu, untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding, dan yang sering dipegang orang,” tambahnya.
Erwin mengungkapkan, gejala klinis yang ditemukan pada pasien hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya ini yakni, peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).
“Jika masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan,” jelasnya.
Selain itu, Erwin juga mengimbau agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jatim untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut.
Fasilitas kesehatan, lanjutnya, juga diminta untuk segera melapor ke Dinkes Jatim apabila menemukan kasus sesuai dengan gejala Hepatitis misterius untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebut belum ditemukan pasien hepatitis akut yang tidak diketahui etiologi atau penyebabnya itu. Namun dilaporkan adanya pasien sindrom jaundice.
“Hingga saat ini masih belum ditemukan pasien positif hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya di Jatim,” kata Erwin.
Erwin mengatakan, saat ini data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Jatim, per Rabu, 4 Mei 2022, ditemukan 114 pasien dengan sindrom jaundice atau penyakit kuning akut di 18 kabupaten/kota.
Penyakit kuning akut tersebut, kata Erwin, hingga sekarang cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan, untuk usia pasien yang sudah dilaporkan kurang lebih berumur 16 tahun.
Advertisement