Cara Bertahan Hotel hingga Klinik Kecantikan saat PPKM
Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan di Surabaya sejak 11 Januari lalu. Pembatasan tersebut dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Menurut rencana, PPKM yang berakhir pada Senin lusa, 25 Januari, akan diperpanjang selama 14 hari ke depan.
Pembatasan ini tentu berdampak cukup signifikan pada sektor ekonomi, seperti hotel, mal, klinik kecantikan, atau bidang ekonomi lainnya. Seperti yang diungkapkan Asisten Sales Manager Hotel Regantris Surabaya, Elok Variana. Selama PPKM, jumlah tamu di hotelnya menurun.
"Selama PPKM jumlah tamu kita ikut menurun. Padahal di awal Januari kemarin kita sudah mendapatkan total hunian yang memuaskan dan terus bergerak naik setiap harinya," ujarnya kepada Ngopibareng.id, Sabtu, 23 Januari 2021.
Meski demikian Elok mengungkapkan, pihak hotel terus berinovasi dengan menyesuaikan situasi saat ini. Pihaknya juga menyesuaikan kebutuhan tamu saat in, yakni jaminan keamanan dari virus corona.
"Hotel kami lolos dari sertifikasi CHSE jadi tamu merasa aman dan lebih terjamin untuk stay disini," ungkapnya. Sebagai informasi, CHSE adalah penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) dari Kemenparekraf.
"Dengan special price Rp 230.000 sudah bisa tinggal di hotel kita lengkap dengan sanitizer kits dan stationary," imbuhnya.
Tak hanya itu, lanjut Elok, agar hotelnya tetap bertahan, pihaknya pun harus pandai-pandai mengatur keuangan, dengan menghemat pengunaan listrik dan air. "Untuk tetap survive, tentunya kita harus berusaha saving cost dengan lebih menghemat penggunaan air dan listrik misalnya," paparnya.
Tak hanya hotel, para pengusaha yang memiliki outlet di mal juga terus melakukan upaya agar bisnisnya tetap bertahan di masa PPKM Ini.
"Pastinya kita sangat terdampak karena jam operasional mal dibatasi, tapi kita juga harus kreatif dan bertahan. Salah satu cara kita bertahan dengan berjualan online melalui Instagram atau e-comerce," kata desainer Riris Ghofir, yang memiliki beberapa outlet di mal Surabaya.
Sebelum PPKM, Riris mengaku telah merumahkan lima orang karyawannya akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi Covid-19.
Inovasi untuk tetap bertahan di masa PPKM juga dilakukan, dr Iin Agustin, owner klinik kecantikan Drialogy. Menurutnya, sejak pandemi Covid-19 banyak orang yang ingin melakukan perawatan di rumah saja. Maka dari itu, pihaknya membuat rangkaian skincare yang bisa digunakan di rumah.
"Ini salah satu inovasi kami ya, karena di masa pandemi ini banyak orang yang ingin perawatan di rumah saja. Jadi kami memgeluarkan rangkaian skincare yang bisa digunakan di rumah dengan hasil maksimal," pungkasnya.
Advertisement