Cara Acha Septriasa Bertahan Hidup dengan Satu Ginjal
Artis Acha Septriasa mengatakan dirinya hanya memiliki satu ginjal. Kondisi ini baru ketahuan di usia 18. Setelah kelelahan syuting, artis kelahiran 1 September 1989 ini akan pingsan tanpa sebab dan mengeluh sakit pada perut bagian kiri.
Rupanya setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, dokter menyatakan bahwa Acha Septriasa hidup dengan satu ginjal.
“Sebenarnya aku ginjalnya satu itu dari kecil, tapi baru ditemukannya setelah USG, MRI, dan CT-Scan di umur 18 tahun,” kata Acha dalam video yang diunggah di saluran YouTube Ngobrol Asix, yang dipandu penyanyi Ashanty.
Sesuai saran dokter, Acha Septriasa minum air putih setidaknya 3,5 liter per hari untuk membersihkan satu-satunya ginjal yang ia miliki. "Sebenarnya hidup dengan satu ginjal itu bisa hidup normal, tapi dia memang enggak bisa melakukan olahraga berat," ungkap ibu satu anak ini.
Ada beberapa hal yang pantang Acha Septriasa lakukan dengan kondisi tubuhnya. Pertama adalah mengonsumsi minuman kemasan berisi bahan pengawet. "Aku enggak minum minuman kemasan-kemasan gitu enggak, yang pengawet enggak," ungkapnya.
Hal lain yang harus dihindari bintang film June & Kopi ini menahan buang air kecil. Perempuan 32 tahun ini juga membatasi waktu syuting agar tubuhnya tidak kelelahan.
Renal Agenesis
Acha Septriasa memang tidak menyebutkan secara pasti kondisi ginjal yang ia miliki. Namun, dalam dunia medis kondisinya mirip dengan penjelasan terkait Unilateral Renal Agenesis (URA).
Mengutip WebMD, renal agenesis adalah kelainan ginjal bawaan yang sudah ada sejak lahir. Di mana satu (unilateral) atau kedua ginjal (bilateral) tidak terbentuk saat bayi berada di dalam rahim.
“Renal agenesis jarang terjadi. Tipe unilateral terjadi pada 1 dari setiap 1.000 sampai 2.000 kelahiran hidup. Agenesis ginjal bilateral terjadi pada 1 dari setiap 4.500 kelahiran hidup. Tipe bilateral lebih sering terjadi pada anak laki-laki,” mengutip Webmd.
Penyebab Renal Agenesis
Penyebab pasti dari renal agenesis tidak diketahui, tetapi ini diyakini sebagai kondisi genetik. Artinya, jika ibu dilahirkan dengan hanya satu ginjal atau kelainan bentuk ginjal lainnya, maka bayinya kemungkinan besar akan mengalami masalah yang sama.
Unilateral renal agenesis sering terjadi pada bayi yang memiliki pertumbuhan yang buruk dalam kehamilan, suatu kondisi yang disebut pembatasan pertumbuhan intrauterin. Ini juga lebih sering terjadi pada anak kembar atau kehamilan dengan anak kembar.
Penelitian menunjukkan, bahan kimia dan perilaku tertentu selama kehamilan dapat meningkatkan risiko renal agenesis. Ini termasuk:
- Konsumsi obat-obatan tertentu
- Merokok
- Minum alkohol
- Mengonsumsi obat-obatan terlarang seperti kokain
- Kegemukan atau obesitas
Gejala Renal Agenesis
Jika bayi lahir dengan URA, mereka bisa saja tidak memiliki gejala atau disabilitas lahir lainnya. Sebagian besar bayi menjalani kehidupan normal tanpa masalah lain dan terkadang kondisi ini bahkan tidak ditemukan sampai di kemudian hari seperti yang terjadi pada Acha Septriasa.
Satu ginjal yang mereka miliki akan tumbuh lebih besar untuk melakukan pekerjaan dua ginjal. Terkadang bayi dengan URA lahir lebih awal dan memiliki alat kelamin yang tidak teratur. Beberapa orang mungkin memiliki masalah kencing di kemudian hari. Ini dapat mencakup:
- Adanya aliran balik urine dari kandung kemih ke dalam tabung, yang disebut ureter, dan kadang-kadang ginjal.
- Tekanan darah tinggi.
- Kerusakan ginjal yang menyebabkan protein tinggi dalam urine
- Gagal ginjal
Sedangkan, bayi yang lahir dengan bilateral renal agenesis membutuhkan perawatan medis di dalam rahim untuk bertahan hidup. Tanpa ginjal, mereka tidak dapat membuat urine untuk cairan ketuban. Organ lain mungkin tidak tumbuh. Mereka mungkin hanya bertahan hidup beberapa jam atau beberapa hari setelah lahir karena masalah paru-paru yang parah.