Capaian Vaksinasi Rendah, PPKM Jember Naik ke Level 3
Hingga saat ini persentase vaksinasi di Kabupaten Jember baru mencapai 26 persen. Rendahnya capaian vaksinasi itu menyebabkan PPKM di Kabupaten Jember naik dari level 2 ke level 3.
“Ada kabar yang kurang mengenakkan, kita naik level dari 2 ke level 3. Itu karena capaian vaksinasi di Kabupaten Jember tidak sampai 50 persen,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr Lilik Lailiyah, Selasa, 05 Oktober 2021.
Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 43, untuk mencapai level 2, capaian vaksinasi di suatu daerah harus mencapai 50 persen. Untuk vaksinasi warga lansia 40 persen. Sementara untuk mencapai PPKM level 1, capaian vaksinasi minimal 60 persen.
Satgas Covid-19 Jember sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan level 2. Namun karena yang menjadi indikator penentuan level adalah capaian vaksinasi, akhirnya harus menerima Jember naik ke level 3.
Agar menjadi level 3, Satgas covid-19 Jember diberi waktu selama empat hari agar capaian vaksinasi mencapai 50 persen. Selama empat hari itu sedikitnya harus ada 1,5 juta warga yang divaksin dosis 1. “Kayaknya itu angan-angan yang tidak mungkin. Tapi satgas covid-19 Jember akan tetap berusaha menjadikan Jember level 2. Kemarin sudah gencar, namun nyatanya hanya mampu menggeser dari angka 22 persen menjadi 26 persen,” jelas Lilik.
Menurut Lilik ada empat faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya mengejar target capaian vaksinasi. Pertama, ketersediaan vaksin. Saat ini stok vaksin di Kabupaten Jember ada 29.540 dosis. Stok yang ada itu sudah terjadwal besok akan diberikan hari ini. “Besok kami akan mengambil vaksin dari Provinsi Jatim. Kita menempuh beberapa jalur untuk mendapat vaksin, yakni jalur Dinas Provinsi jalur TNI dan Polri. Dari TNI ada 5000 dosis, besok diperuntukkan pekerja PTPN 12. Dari Polri juga ada 5000 dosis, juga sudah terjadwal besok,” tutur Lilik.
Kedua, vaksinator. Kabupaten Jember saat ini sedang melakuan percepatan vaksinasi. Sehingga kebutuhan vaksinator juga meningkat. “Dalam rangka percepatan vaksinasi, kita membentuk tim yang terdiri lima orang tiap tim. Relawan yang sebelumnya bertugas di tempat isolasi terpadu, kita alihkan menjadi vaksinator. Ditambah vaksinator di klinik TNI dan lainnya,”jelas Lilik.
Ketiga, sasaran. Kesadaran masyarakat kawasan kota Jember sudah cukup tinggi. Namun yang masih menjadi persoalan yakni di beberapa daerah pedesaan. Mengatasi persoalan itu, Lilik mengaku sudah dibantu oleh organisasi profesi, sosial dan politik.
Bahkan Bupati Jember Hendy Siswanto sudah membuat Surat Edaran menginstruksikan camat hingga kepala desa agar proaktif. Diharapkan dengan SE Bupati itu setingkat perangkat desa mampu mengajak 100 warga untuk vaksin per hari. “Sudah ada progres dari SE Bupati itu. Sudah ada beberapa yang sudah menyerahkan data by name by address. Nanti tinggal kita lakukan gerebek vaksin,” lanjut Lilik.
Sejauh ini Satgas covid Jember meningkatkan sasaran vaksinasi melalui kebijakan yang berfokus kepada lansia dan institusi pendidikan. Vaksin jenis sinovac diperuntukkan siswa dalam rangka persiapa Pembelajaran Tatap Muka. Sementara Astrazeneca diperuntukkan bagi masyarakat.
Selain itu upaya penyadaran masyarakat juga dilakukan melalui penerapan aplikasi peduli lindungi di sentra fasilitas umum. “Sebenarnya di sentra fasilitas umum harusnya sudah ada aplikasi itu. Setiap masyarakat jika berwarna hitam saat memindai barcode tidak boleh masuk,” jelas Lilik.
Keempat, sistem pelaporan. Setiap pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Jember selalu dilaporkan secara real time. Namun, dari beberapa pengalaman pernah terjadi perbedaan data antara pelaporan secara manual dan secara otomatis.
“Pernah terjadi perbedaan, kita melaporkan ada 1000 namun yang muncul di data kementerian tidak sampai 1000. Salah satu penyebabnya NIK warga yang melakukan vaksin bermasalah. Kami sudah berkoordinasi dengan Dispendukcapil Jember mengatasi persoalan itu, karena sejauh ini ada 700 yang hilang dalam laporan. Sementara saat menghubungi nomor 119 responnya kurang cepat,” kata Lilik.
Advertisement