Cantik tapi Mata Keranjang? Ini Tips Jodoh Menurut Kiai Bisri Mustofa
Redaksi ngopibareng.id menghadirkan tips bagi para jomblo untuk memilih gadis pujaannya dari perpspektif ulama pesantren. KH Bisri Musthofa Rembang, almghfurlah Ayahanda KH A Mustofa Bisri (Gus Mus), ketika menafsiri ayat dalam Al-Quran Surat al-Rahman: 56, memperkaya pembahasan soal perjodohan itu.
Berikut lanjutan Tafsir Al-Ibriz oleh Kiai Bisri Mustofa:
Sebab wadon kang banget ayune iku sasat angger wong kepingin nyawang, mengko yen kebeneran penyawange wong lanang bagus iku bisa pas tatapan karo panglirike wadon, biasane banjur kaya ana setrume.
Kiai Bisri kemudian memberikan analoginya. Perempuan yang cantiknya di atas rata-rata, sewajarnya setiap manusia memiliki keinginan untuk memandang elok wajahnya. Nah, nanti jika kebetulan bersamaan antara pandangan laki-laki rupawan dengan lirikan mata perempuan itu biasanya akan timbul getaran yang menyerupai aliran listrik. Kalau sudah begitu, apa yang terjadi?
Mula wadon nuli arang-arang kang kuat naggulangi coba, mula banjur kedadean kang ora bagus.
Jika sudah seperti demikian. Sudah timbul getaran nafsu antara laki-laki rupawan dengan perempuan yang cantik pula. Sangat jarang sekali di dunia ini, didapati perempuan yang kuat menanggulangi cobaan berupa getaran nafsu tersebut.
Maka dari itu, di kemudian hari sering ditemui hal yang kurang baik. Bisa jadi hubungan di luar pernikahan, bagi yang masih perawan. Atau bahkan perselingkuhan bagi perempuan yang sudah bersuami. Na'udzubillah.
Ulama kenamaan asal Rembang yang juga ayahanda dari KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) tersebut, kemudian memberikan anjuran kepada para pria dalam tafsirnya:
Mulane para kakung yen milih bojo, aja namung rupa. Senajan mungguhing rupa bijine namung nenem utawa pitu kurang, nanging yen atine patut dibiji songo, sak ora-orane wolu utawa pitu, mungguh aku luwih utama katimbang rupane bijine songo, nanging atine biji lima utawa papat, utawa katimbang rupane biji sepuluh, nanging mata keranjang. Wallahu a'lam.
Oleh karena itu, para lelaki jika memilih seorang istri jangan hanya menilai tingkat kecantikannya saja. Jika dikalkulasikan, andai ada seorang perempuan kecantikannya hanya bernilai enam atau tuju kurang, tapi jika hatinya patut dinilai sembilan atau setidaknya delapan atau tujuh, menurutnya lebih utama.
Daripada kecantikannya bernilai sembilan, tapi hatinya bernilai lima atau empat. Atau bahkan kerupawanannya bernilai sempurna, sepuluh misalnya, tapi mata keranjang. (itu lebih hina), wallahu a'lam.
Hal tersebut ternyata juga senada dengan hadits Rasulullah:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعِ خِصَالٍ : لِمَالِهَا وَجَمَالِهَا وَحَسَبِهَا وَدِينِهَا ،
Rasulullah menjelaskan bahwasannya perempuan itu dinikahi atas empat perkara: adakalanya karena hartanya, karena kecantikannya, ada juga karena nasabnya, dan karena agamanya. Namun dalam hadits lanjutannya beliau berkata:
فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Maka nikahilah perempuan karena agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan debu.
Perempuan , memang memiliki sejuta daya tarik terhadap pria. Setiap jengkal sisi tubuhnya, memiliki tingkat ketertarikan bagi kaum adam. Tidak hanya itu, kehidupannya yang penuh warna pun menjadikan daya tarik tersendiri bagi pria.
Meskipun demikian, tetap para pria hanya dianjurkan untuk memilih perempuan atas dasar agama sebagai kesimpulannya, tidak berdasar kecantikannya. Bagaimanapun, kecantikan akan pudar pada masanya. (adi)