Cannondale SuperSix Evo Generasi 4, Lebih Ringan dan Aerodinamis
Akhirnya resmi meluncur, generasi keempat dari Cannondale SuperSix Evo. Pabrikan asal Amerika Serikat ini mengklaim bahwa frame baru ini lebih aerodinamis dan lebih ringan. Juga desain yang lebih ramah pengguna.
Bobotnya? Untuk size 56, hanya 770 gram. Itu untuk varian tertingginya, tipe Lab71. Ini adalah frame SuperSix Evo paling ringan yang pernah di buat selama empat generasi ini.
Soal aerodinamika, Cannondale mengklaim frame baru ini menghemat 12 watt efisiensi saat di kecepatan 45 kmh. perbandinganya adalah SuperSix Evo generasi ketiga.
Bila dibandingkan dengan merek lain, SuperSix Evo baru ini lebih efisien 12 watt daripada Trek Emonda SLR di kecepatan 45 kmh. Dan lebih cepat 4 watt daripada Specialized Tarmac SL7.
Bila dilihat sepintas, tidak terlihat banyak perbedaan dengan generasi ketiga. Kecuali bottom bracket yang dibikin dengan sistem drat.
Juga ruang roda lebih besar membuat bisa dipasangi ban lebih gendut. Mengejar kenyamanan. Soal geometri, masih sama dengan generasi ketiga.
Mulai dari headtube dan tingkat kekakuan bottom bracket semua sama dengan generasi sebelumnya. Toh juga SuperSix Evo generasi ketiga terbukti handal dengan menyabet gelar Road Bike of The Year Award.
Generasi ketiga yang diluncurkan tahun 2020 itu sudah mengalami perubahan radikal dari generasi sebelumnya. Utamanya adalah di desain frame yang lebih aero. Meninggalkan desain frame bundar.
Downtube dibentuk ulang terutama di bagian yang dekat dengan fork. Dibuat lebih simple. Seat tube juga dirubah bentuknya lebih aero. Serta seat stay dibuat lebih turun. Ini semua mengadopsi sepeda aero Cannondale, SystemSix.
Head tube frame baru ini lebih kecil dibandingkan generasi lama. Karena menggunakan steerer tube yang berbeda desainnya dan masih bisa internal kabel.
Dengan begitu, desain baru ini memungkinkan untuk memasang handlebar dan stem yang ada di pasaran. Terbaru, SuperSix Evo generasi keempat ini menggunakan handlebar stem integrated R-One SystemBar yang didesain oleh Momo Design.
Selain itu, bisa juga menggunakan handlebar stem Vision dan FSA ACR internal routing cable. Mengikuti desain baru bottom bracket yang digunakan oleh Cannondale Topstone dan Synapse, SuperSix Evo baru ini tidak lagi pakai BB30. Melainkan BB model drat BSA. Lebih mempermudah mekanik dan penggunanya.
Nathan Barry, Cannondale lead engineer and aerodynamic expert memindah posisi baterai Di2 dari seat tube ke downtube.
Dia mengklaim dengan berpindahnya baterai ini bisa membuat dirinya lebih bereksperimen dengan aerodinamika seat tube dan seat post.
Bicara aerodinamika, Canondale menciptakan Aero Gripper. Yakni bottle cage yang lebih slim ukurannya dibandingkan versi standar. Jadi ketika tidak ada bidon, bottle cage ini berlindung di “dalam” downtube. Tidak menghalangi angin menerpa.
SuperSix Evo baru ini bisa mengakomodasi ban ukuran 34 mm. Tentu untuk mengejar kenyamannya.
Biasanya, seri tertinggi SuperSIx Evo adalah Hi-Mod, tetapi kali ini ada Lab71. Bedanya tentu ada di jenis dan lay up karbonnya. Menggunakan teknologi nano resin.
Hal ini membuat frame ukuran 56 hanya berbobot 770 gram. Dibandingkan dengan frame ukuran yang sama tipe Hi-Mod yang 810 gram. Sedangkan SuperSix Evo versi standar bobotnya 930 gram.