Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Mojokerto Jawa Timur, kembali menemukan struktur bangunan mirip candi di lereng Kaki Gunung Wilis tepatnya di area hutan KPH Kediri Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penemuan candi yang diduga digunakan sebagai tempat ritual pemujaan tersebut berada di bawah lokasi penemuan candi pertama yang jaraknya kurang lebih 50 meter. Pada lokasi temuan candi kedua ini terdapat pecahan piring berbahan keramik yang diperkirakan berusia ratusan tahun atau pada era Dinasti Song Utara abad XI. Dengan ditemukanya benda purbakala berupa pecahan keramik ini, maka semakin memperkuat dugaan, jika pada masa Pemerintahan kerajaan Kadiri dulunya pernah menjalin hubungan dagang dengan Kerajaan China. Selain itu, juga ditemukan pecahan mata uang kuno. Pecahan mata uang kuno tersebut ditemukan pada bangunan candi pertama, yang lokasinya berada 200 mdl di atas permukaan laut. Pecaham mata uang kuno ini diketahui keberadaanya ketika tim BPCB melaksanakan eskavasi tahap pertama pada tahun 2018 silam. "Kemungkinan antara kerajaan Kadiri dengan kerajaan China pernah menjalin kerjasama di bidang perdagangan. Indikasi ini menguat dengan ditemukanya pecahan uang koin kuno pada eskavasi tahap pertama beberapa waktu lalu," kata Endah Setiyowati, Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan, Jum,at, 16 Agustus 2019. Luas struktur bangunan candi kedua yang diketemukan, berukuran 870 x 640 meter persegi. Penemuan candi yang kedua, diketahui oleh tim saat berlangsung proses eskavasi tahap ke tiga sepuluh hari lalu. Kedua bangunan candi tersebut diperkirakan peningalan Kerajaan Kadiri. Di samping penemuan dua candi, tim juga menemukan sebuah Patirtan (kolam air kuno). Patirtan ini lokasinya berada di bawah bangunan candi. Patirtan itu sering dipergunakan untuk mensucikan diri, sebelum melaksanakan ritual pemujaan ke candi. "Kalau orang zaman dahulu beranggapan jika di dalam gunung bersemayam banyak dewa. Jadi sebelum bertemu dewa harus mensucikan diri mandi di patirtan," kata Endah. (fen)