Camat-Lurah Surabaya Harus Info Daerah yang Belum Teraliri PDAM
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menginstruksikan kepada camat dan lurah se-Surabaya untuk menginformasikan masing-masing wilayahnya yang belum teraliri PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).
Hal ini dilakukan untuk memastikan berapa jumlah pasti wilayah yang belum teraliri PDAM. Sehingga membantu Pemkot dan PDAM untuk mendapatkan informasi yang akurat untuk pengambilan langkah yang tepat.
"Tahun 2023, kami menargetkan seluruh wilayah di Surabaya sudah teraliri PDAM. Sehingga saya minta PDAM mengumpulkan lurah dan camat untuk menginformasikan di mana wilayahnya, di mana warganya yang masih belum teraliri air," kata Walikota Eri Cahyadi, Kamis, 29 September 2022.
Menurutnya, informasi yang disampaikan lurah dan camat tersebut akan sangat membantu jajaran PDAM Surya Sembada. Dengan demikian, PDAM dapat mengambil langkah-langkah perhitungan untuk penyelesaian.
"Sehingga akan dilakukan perhitungan oleh PDAM, apakah perlu pipa baru, atau apa, sehingga bisa teraliri PDAM. Insya Allah di tahun 2023, semuanya harus teraliri air," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Eri Cahyadi juga kembali meminta Direksi PDAM untuk mengkaji ulang terkait tarif air. Sebab, ia menginginkan agar tarif PDAM dapat dibedakan antara klaster perumahan menengah ke atas dengan perkampungan.
"Tarif masih kita hitung. Karena saya berharap tidak ada lagi warga miskin mensubsidi warga kaya. Tapi dijaga betul," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Di sisi lain, Eri juga meminta PDAM supaya melakukan kajian soal tarif air bersih bagi warga miskin. Misalnya, ia mencontohkan, untuk pelanggan dari kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan kebutuhan air di bawah 10 ribu liter, mereka dapat diberi skema subsidi.
"Kalau air itu untuk kepentingan pribadi, kepentingan keluarga, 10 ribu liter itu bisa untuk lima orang yang tinggal di luasan rumah 70 meter persegi. Ini lagi dikaji, saya berharap kalau itu perhitungan bisa gratis, ya gratiskan," pungkasnya.