Calon Independen Asrilia: Dari Petinggi KPU Surabaya, Eri Harus 2 Periode
Calon Walikota Surabaya jalur independen atau perseorangan Asrilia Kurniati menyatakan sengaja tidak mengunggah seluruh dukungan yang diperolehnya ke aplikasi Sistem Informasi Pencalonan Kepala Daerah (Silonkada) KPU Kota Surabaya.
Asrilia mengaku dirinya mendapatkan intimidasi dari salah satu pimpinan dari lembaga tersebut (tidak disebutkan nama anggota KPU-nya) pada tanggal 30 April 2024 silam untuk tidak maju dalam gelaran Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya 2024.
"Kalau saya serahkan semua masih ada verifikasi faktual, tidak mungkin (pendaftaran diterima). Karena dari mulut petinggi KPU sendiri, wallahi (demi Allah) tidak selamat saya, Eri Cahyadi harus dua periode, persiapkan diri anda untuk lima tahun ke depan. Ini bisa saya pertanggungjawabkan," ucap Asrilia, di posko pemenangannya di kawasan Keputih, Kota Surabaya, Selasa 14 Mei 2024.
Ning Lia, sapaan akrab Asrilia juga mengatakan, ratusan ribu surat pernyataan dan dukungan yang diperolehnya di seluruh kecamatan di Kota Surabaya sengaja tidak diserahkannya. Itu karena khawatir dukungannya akan disalahgunakan.
"Kalau saya serahkan semuanya di Silon dengan 157 ribu dukungan ini, saya sama saja memberikan suara para pendukung saya. Ini sudah terstruktur semua. Buat apa saya masukkan ke Silon?," ungkapnya.
Saat dinyatakan tidak lolos oleh KPU Kota Surabaya, Asrilia mengaku tidak terlarut dalam kesedihan. Dirinya justru menerima dengan lapang dada, tanpa mengajukan proses hukum selanjutnya.
"Saya sangat legowo. Saya tidak ada sedih sama sekali. Dipikir saya cuma punya suara 1167. Ini semua data yang kami dapat bukan abal-abal, bukan kami beli dan kami datangi bersama tim ke-31 kecamatan. Saya melihat sebagai rakyat bahwa lembaga kita tidak memiliki etika dan sudah terlihat di pilpres dan pilkada juga seperti itu," tegas Ning Lia.
Dirinya juga berpesan kepada partai politik lainnya yang belum mengusung dan menyatakan dukungannya kepada petahana untuk maju dalam Pilkada 2024. Yaitu untuk segera membentuk koalisi dan menyaingi Walikota petahana Eri Cahyadi.
"Saya berpesan untuk Gerindra, PAN, PKB, dan partai yang belum mendukung, semoga memiliki calon yang kompeten sehingga bisa menyaingi petahana, seperti yang disampaikan petinggi KPU (Eri Cahyadi) harus dua periode. Semoga parpol lain bisa membangun poros baru dan membentuk calon yang memang untuk kesejahteraan rakyat," pungkasnya.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id, pasangan calon independen yang mendaftar maju dalam Pilwali Kota Surabaya 2024, Asrilia Kurniati-Satrio Wicaksono dan Pandu Budi Rahardjono-Kusrini Purwijanti dinyatakan tidak lolos syarat minimal dukungan.
Ketua KPU Kota Surabaya Nur Syamsi menjelaskan, pasangan Asrilia-Satrio tidak dapat memenuhi syarat jumlah dukungan yang ditentukan KPU, yakni 144.209 jiwa dukungan atau 6,5 persen dari DPT Pemilu 2024 sebesar 2.218.586. Asrilia-Satrio hanya mengunggah data dukungan ke Silonkada sebanyak 1.109 dukungan.
"Dimana saat itu sampai dengan berakhirnya waktu penyerahan, tidak terlaksana penyerahan dokumen digital atau softcopy melalui Silonkada maupun dokumen fisik hardcopy. Juga tidak ada penyerahan dokumen digital tetapi tidak melalui Silon," kata Syamsi.