Call of Duty Geser PUBG Jadi Game Terpopuler
Popularitas Call of Duty (COD) yang dirilis 1 Oktober 2019 langsung melesat. Game ini menggeser Player Unknown's Battle Grounds (PUBG) Mobile di urutan game terpopuler.
Dikutip dari Live Mint, Minggu 27 Oktober 2019, menurut data firma riset digital asal Amerika Serikat ranker.com, Call of Duty saat ini menjadi game mobile terpopuler.
Sebelumnya, posisi nomor satu ditempati PUBG yang kini tergeser ke urutan kedua. Di posisi berikutnya, berturut-turut ditempati Minecraft, Clash Of Clans dan Clash Royale.
Menurut pengamat game sekaligus Chief Analyst dari techARC Faisal Kawoosa, game-game mobile populer punya kekuatan antara lain kaya akan konten dan grafis berkualitas tinggi.
Game-game ini juga rutin diupdate sehingga menarik player untuk terus menerus memainkannya.
"Deretan game mobile favorit ini juga memanfaatkan perilaku pengguna jejaring sosial. Ini memungkinkan mereka untuk bermain multiplayer di antara teman, grup, atau bahkan kelompok yang tidak dikenal," Kawoosa.
Call of Duty memang menuai sukses besar. Sepekan dirilis, game besutan Activision ini telah didownload 35 juta kali.
Activision mengklaim Call of Duty menjadi game yang melampaui 35 juta download lebih cepat dari permainan first person atau third person shooter lain di App Store maupun Play Store.
Keberhasilan tersebut membuat game ini bercokol di urutan pertama toko aplikasi Apple dan Gogle di lebih dari 100 negara sejak peluncurannya.
Pasukan khusus Inggris yang terkenal, SAS, ternyata suka main video game tembak-tembakan semacam Call of Duty. Tujuannya tak lain untuk mengasah skill berperang mereka.
Dikutip dari Mirror, anggota SAS memainkan Call of Duty setidaknya 4 jam sehari. Berbagai skenario yang ada dalam game, misalnya menggerebek rumah atau bersembunyi di semak, dianggap membantu mereka, setidaknya buat pemanasan.
"Video game sekarang ini sangat realistis dan cukup akurat dalam merefleksikan seperti apakah pertarungan modern itu," sebut sumber SAS.
Ia mengaku pernah berada di situasi, terutama di lingkungan urban, yang tidak terlalu berbeda dengan adegan di game semacam Call of Duty.
"Jika terbunuh di game, Anda bisa melihat situasi dan bertanya kenapa membuat keputusan tertentu. Game meningkatkan kewaspadaan Anda," cetusnya.
Pasukan SAS mulai bereksperimen dengan video game setelah mengetahui bahwa pembalap Formula 1 juga menggunakan simulator sebagai persiapan sebelum berlaga.
Advertisement