Cak Imin: PKB Tolak Keinginan Gerinda Gabung KIK
Keinginan mengajak partai Gerindra bergabung dengan partai koalisi Jokowi Ma'ruf seperti yang diwacanakan TKN 01, ditolak Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Ia menilai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) lebih baik tutup pintu terhadap partai lain yang hendak bergabung. Alasannya, koalisi Jokowi saat ini sudah terlalu gemuk.
"Jumlah komposisi koalisi sudah gemuk, kegemukan nanti di DPR-MPR jadi nggak berimbang. Sudah gemuklah istilahnya. Sudah, tutup pintu sajalah," ujar politisi yang akrab disapa Cak Imin itu, di gedung PBNU Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin 24 Juni 2019.
Menurut Cak Imin, koalisi yang berbaris di belakang Jokowi saat ini sudah mencapai 60 persen. Dalam kalkulasi politik sudah cukup untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif.
"Idealnya kita ini pendukung Jokowi sudah di atas 50 persen lebih, hampir 60 persen, sudah cukup buat pemerintahan yang lancar dan efektif, sehingga penambahan partner koalisi nggak perlu lagi," tegas Cak Imin.
Namun, di sisi lain, Cak Imin mengatakan adanya kemungkinan rekonsiliasi demi kemaslahatan bersama. "Tapi, kalau demi kebersamaan demi rekonsiliasi, kenapa tidak? Nggak ada masalah," kata Cak Imin.
Tentang internal PKB, Cak Imin belum mengetahui pasti bagaimana komposisi PKB dalam pemerintahan nanti. Tapi partainya solid akan membantu dan mendukung kebijakan ke depan.
"Pasti Pak Jokowi tahulah kerja keras PKB, komitmen PKB, cita-cita PKB. Yang penting kesamaan visi pemerintahan lima tahun ke depan itu apa. PKB akan mem-back up supaya visi itu jalan," ujar Cak Imin.
Berbeda dengan wakil ketua TKN, Asrul Sani. Sekjen PPP itu setuju kalau Gerindra diberi ruang di dalam partai koalisi. Alasannya, Gerindra dianggap kesatria, mau menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan sengketa Pilpres 2019.
"Sebagai penghormatan pantas Gerindra jalan bersama membangun negara," kata Asrul Sani. (asm)