Cahaya Mendahului Kata, Kisah Gus Dur Diadili Para Kiai
KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan tenang, tetapi serius menjawab dan menjelaskan pandangan-pandangannya yang dinilai kontroversial. Seperti mengganti Assalamu'alaikum dengan Selamat pagi/siang) malam, kunjungannya ke Israel, jadi ketua DKJ dan lain-lain. Dan para hadirin diam dengan wajah bagai bercahaya.
Usai acara Gus Dur "diaturi" makan di rumah Kiai Ibnu, selaku tuan rumah. Beliau dihidangkan nasi padang bungkus dan makan sambil duduk di atas alas tikar. Aku menyaksikan dengan hati mengharu-biru. Betapa Gus Dur menikmati kebersahajaan itu.
Sesudah Gus Dur meninggalkan tempat, aku ditanya seorang Kiai bagaimana para Kiai tiba-tiba berubah sikapnya terhadap Gus Dur dari mengkritik tajam dan sinis, menjadi penuh hormat kepada beliau.
Aku mengutip kitab yang dikagumi Gus Dur . Yaitu kitab 'Al-Hikam" Karya Ibnu Athaillah :
تسبق انوار الحكماء اقوالهم
فحيث صار التنوير وصل التعبير
"Cahaya para Bijak bestari mendahului kata-katanya.
Manakala telah tercerahkan, makna kata-kata itu sampai (dapat dipahami)."
Kiai itu memelukku sambil menciumiku.
"Hari ini aku bergairah. Hingga menulis lagi, menulis lagi. Mungkin ada yang bosan. Maaf ya?". Demikian pesan KH Husein Muhammad. (11.08.2020)
Advertisement