Cadar Asli Nusantara Ini, Bikin Gagal Faham Yang Benci ke-Arab-araban
Siapa bilang cadar budaya Arab saja?
Di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, misalnya, ternyata terdapat jilbab dan cadar tradisional khas suku Bima.
Namanya "rimpu". Atau populer juga disebut "rimpu Bima."
Pakaian khas wanita setempat yang menutup sekujur tubuh hingga wajah ini, layaknya cadar di Arab, cuma "menyisakan" sepasang bola mata.
Bahan rimpu Bima biasanya menggunakan kain sarung "tembe nggoli" (sarung songket). Terbuat dari benang kapas. Dipintal dengan tenunan khas Bima yaitu Muna.
Rimpu terdiri atas dua bagian. Pertama berupa kain sarung yang dililitkan di kepala menyerupai jilbab panjang. Kedua berbentuk seperti rok yang menutupi perut hingga kaki.
Rimpu adalah budaya masyarakat Bima lama.(Dou Mbojo). Budaya "rimpu" telah hidup dan berkembang sejak adanya masyarakat Bima.
Busana mengandung nilai-nilai khas Islam. Sejak Kesultanan atau Kerajaan Islam di Bima.
Rimpu menggunakan dua lembar (dua ndo`o) sarung. Kedua sarung tersebut untuk bagian bawah dan bagian atas. Rimpu ini, seperti dirangkum Wikipedia, adalah pakaian khas wanita Bima yang tak ditemui di daerah lain.
Sedang pakaian khas laki-laki Bima adalah ”katente” (menggulungkan sarung di pinggang). Sarung ini dikenal sebagai "Tembe Nggoli" (Sarung Songket).
"Kafa Mpida" (Benang Kapas) yang dipintal sendiri melalui tenunan khas Bima yang dikenal dengan "Muna".
Jadi siapa bilang cadar cuma dari Arab? NKRI juga punya loh. (dmr)