Caci Maki dan Fitnah di Medsos Jadi Keprihatinan Presiden
Presiden Joko Widodo meyiratkan keprihatinannya terhadap perilaku orang di media sosial yang dipenuhi ujaran kebencian, hujatan, dan fitnah. Ia yang memiliki akun di media sosial, tetap mengakui banyak manfaatnya, tapi banyak pula mudaratnya.
“Di sosial media saling hina, mencela, ejek, fitnah semakin menjadi-jadi,” katanya saat membuka peringatan Harlah ke-93 Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis 31 Januari 2019.
Presiden yang akrab disapa Jokowi ini menggarisbawahi di media sosial kini perilaku anak muda berani melakukan hujatan dan caci maki dan bahkan fitnah itu kepada yang lebih tua.
“Orang sudah lupa nilai keagamaan, keislaman, akhlakul karimah, budi pekerti, tata krama, sopan santun, lupa komitmen tentang keindonesiaan,” kata Joko Widodo.
“Orang sudah lupa nilai keagamaan, keislaman, akhlakul karimah, budi pekerti, tata krama, sopan santun, lupa komitmen tentang keindonesiaan,” katanya.
Jokowi kemudian menitip pesan kepada para kiai dan pengurus NU agar turut serta dalam menjaga Indonesia yang berpenduduk beragam agama, suku bangsa, dan bahasa.
“Saya menitipkan, karena saya meyakini NU-lah yang memiliki keagamaan sekaligus komitmen kebangsaan yang tidak perlu diragukan lagi,” katanya.
“Inilah sunatullah yang haru dijaga dirawat, persatuan, persaudaraan, kerukunan, sehingga nilai-nilai saling menghormati harus terus kita kembangkan,” lanjutnya. (adi)