Cacar Monyet Ganti Nama jadi Clade, WHO Jelaskan Penyebabnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengganti nama cacar monyet menjadi Clade. Upaya ini dilakukan untuk menghindari stigma buruk salah satunya terhadap hewan.
WHO Ganti Nama Cacar Monyet
Pengumuman itu disampaikan WHO pada pekan lalu, di situs resminya. Nama baru merupakan hasil kesepakatan dari para ahli. Clade sendiri berasal dari daerah asal temuan virus tersebut, yakni di Cekungan Congo (Afrika Tengah) sebagai Clade 1.Sedangkan temuan di Afrika Barat diberi nama Clade II.
Dijelaskan pula jika dua virus ini juga punya subvarian bernama Clade IIA dan Clade IIb. Varian kedua menjadi yang paling banyak ditemukan tersebar di sejumlah negara.
Penggunaan nama baru menurut WHO mengikuti kaidah penamaan yang telah disepakati sebelumnya. Kaidah itu disusun dengan sejumlah tujuan antara lain mencegah pelecehan terhadap kebaikan kebudayaan, sosial, nasional, kawasan, profesional, atau kelompok etnis tertentu, dan meminimalkan dampak negatif terhadap perdagangan, perjalanan, pariwisata, atau hewan, dikutip dari cnnindonesia.com, Senin 15 Agustus 2022.
Virus Cacar Monyet
Cacar monyet sendiri pertama kali ditemukan di tahun 1958. WHO baru saja memberikan status darurat global pada wabah virus tersebut, mengingat penyebarannya yang semakin masif terutama di benua Amerika dan Eropa.
Cacar monyet yang kini berubah nama menjadi Clade disebut menular dari manusia ke manusia. Sejumlah gejalanya antara lain, melepuh di kulit terutama di sekitar mulut dan kemaluan. Gejala Clade disebut bertahan rata-rata selama dua pekan sejak gejala awal muncul.