Masakan Manado Kehilangan Pedas Akibat Cabai Mahal
Cabai keriting merah dalam sepekan terakhir oleh sejumlah pedagang sayur di pasar maupun ibu rumah tangga harganya dinilai gila-gilaan. Hingga hari ini, Senin 1 Maret 2021 cabai merah di Jakarta harganya masih berkisar Rp100 hingga Rp110 ribu per kilogram, hampir menyamai per kilo harga daging sapi.
Ia menyebut harga cabai gila-gilaan dan tidak masuk akal setelah membandingkan dengan harga cabai beberapa pekan sebelumnya yang naik begitu cepat. Dari yang cuma Rp20.000/kg, kemudian naik menjadi Rp60.000, Rp75.000, RP 80.000, dan sekarang bertengger di angka Rp110.000.
Tungginya harga cabai rawit merah ini berdampak pada restoran Manado yang terkenal dengan masakan khasnya yang pedas menyengat. Selain itu, dampaknya juga dirasakan oleh pedagang pecel lele, penyetan dan rujak cingur yang mengandalkan pedasnya cabai.
Beberapa pengelola restoran Manado saat dihubungi Ngopibareng.id menyampaikan keluhan yang sama akibat tingginya harga cabai. "Saya benar benar dibuat pusing oleh tingginya harga cabai, masak harga 1 kilogtam cabai keriting merah sama dengan 1 kilogram daging sapi," kata Lita Rantung pengelola Restoran Kawunua, di kawasan Cideng, Jakarta Pusat.
Restorannya ini menyediakan masakan khas Manado yang serba pedas, seperti ayam rica-rica yang menjadi favorit pelanggannya.
Ayam rica-rica adalah salah satu makanan khas Manado, Sulawesi Utara. Kata rica berasal dari bahasa Manado yang berarti "pedas" atau "cabai". Resep untuk membuat ayam rica-rica sangat beragam, begitu pula cara memasaknya, persamaannya hanya terletak pada rasanya yang pedas.
"Kalau pedasnya tidak menggigit bukan masakan Manado," ujar Lita di restorannya Senin 1 Maret 2021.
Selain ayam rica-rica, Restoran Kawanua juga menyediakan Rintek Wuuk (RW), Tinoransak dan Woku Belangah, masakan-masakan juga ini bergantung pada pedasnya cabai.
Tungginya harga cabau ini bagi pengelola masakan khas Manado menjadi dilematis. Kalau harganya dinaikkan, khawatir ditinggal pelanggannya. Tidak dinaikkan, harga cabainya selangit.
"Kami terpaksa mengambil jalan tengah. Harga tidak dinaikkan, cabainya dikurangi. Waktu disajikan kami siapkan bubuk merica secara terpisah. Kalau kurang pedas bisa ditambah dengan bubuk merica yang sudah dihaluskan tersebut," katanya. Rica-rica ayam di Restoran Kawanua milik Lita ini harganya cukup tinggi, satu porsinya Rp 50.000.
Bukan hanya di Restoran Kawanua, beberapa pengelola rumah makan juga sempat dibuat bingung karena cabai merupakan bumbu dasar.
"Kalau tanpa cabai bukan masakan Manado," Nelly Wowor, pemilik RM Manado di Lapangan Tembak Senayan.
Berbeda dengan penjual pecel lele dan ayam penyet asal Lamongan yang terbesar di kawawan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek)
Meskipun harga cabai naik, dampaknya tidak separah yang dialami RM Manado. Sebab pedas tidak menjadi yang utama pelanggan pecel lele. Rasa pedas bisa disiasati dengan cabai keriting hijau yang harganya lebih murah, yakni sekitar Rp60.000 per kilogram.
"Meskipun cabainya dikurangi, pembeli tidak ada yang komplain," kata Sukardi, pedagang pecel lele asal Pucuk, Lamongan, yang setiap malam berjualan di Palmerah, Jakarta Barat.
Secara terpisah, sejumlah pedagang sayur menyebutkan bahwa harga cabai rawit masih terus naik. Sejak beberapa hari ini sudah mencapai Rp100.000 per kilogram.
Suprapti, pedagang cabai dan kebutuhan pokok di Pasar Sayur Pasar Patra, Jakarta Barat, meminta pemerintah ikut turun tangan mengatasi tingginya harga cabai.
Menurutnya harga cabai rawit yang terus naik dalam beberapa pekan tersebut disebabkan karena pasokan komoditas pedas itu yang minim akibat gagal panen selama cuaca ekstrem ini.
"Harganya terus naik hingga membuat para pedagang sendiri kesulitan untuk kulakan karena terlalu tinggi," katanya.
Tingginya harga cabai rawit tersebut membuat pedagang harus menambah jumlah modal untuk kulakan cabai ke pengepul dan petani. Selain mahal, pedagang tidak berani kulakan banyak karena takut busuk.
Pedagang cabai rawit juga mengurangi kulakan karena daya beli masyarakat yang menurun akibat mahalnya harga cabai tersebut.
"Banyak pedagang sayur untuk sementara tidak menjual cabe keriting merah," kata Suprapti. Ia mengaku, sebelum terjadi lonjakan harga ini, ia masih bisa melayani pembeli hanya dengan Rp5000. Sekarang tidak bisa lagi, paling sedikit Rp10.000.
Advertisement