Cabai Sulsel Diterbangkan ke Jakarta untuk Turunkan Harga
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian mendatangkan cabai dari luar Jawa ke Jakarta. Langkah itu dilakukan untuk menekan harga cabai yang terus melambung.
Manajer Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Badan Ketahanan Pangan Inti Pratiwi mengatakan jika naiknya harga cabai di DKI jakarta karena pasokan dari Jawa ke Pasar Induk Kramat Jati berkurang.
Pemerintah lantas mendatangkan cabai dari Kabupaten Wajo, Sulawei Selatan untuk menyuplai kebutuhan di Jakarta, pada dua minggu lalu. Per harinya, Pasar Induk Kramat Jati membutuhkan cabai sebanyak 20 ton.
"Hari ini sudah pengiriman yang kedelapan kali, sekali kirim kami pasok 10 hingga 12 ton per hari," katanya, di Jakarta, Jumat 7 Februari 2020.
Cabai yang dibeli langsung dari petani di Wajo dikirim ke Jakarta menggunakan penerbangan yang dibiayai oleh negara. "Sehingga, hari ini dipesan, hari ini sampai (di Pasar Induk Kramat Jati)," katanya.
Ia berharap, pasokan itu dapat menurunkan harga cabai di pasar induk itu. Pedagang diimbau untuk menjual harga cabai dengan wajar. "Jika ada yang menjual dengan harga tak wajar, kami akan rekomendasikan satgas untuk turun tangan," katanya.
Kini harga berangsur turun. Harga cabai merah keriting saat ini Rp 67.702 per kilogram dan cabai rawit merah Rp 88.191 per kilogram.
Namun sejumlah pedagang masih menjual cabai dengan harga tinggi. Di tiga pasar tradisional di wilayah Jakarta Selatan menjual dengan harga Rp100 ribu. Sedangkan harga cabai di Pasar Induk Kramat Jati turun berkisar Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram, dari harga semula Rp72 ribu per kilo.
"Untuk menekan harga cabai di tiga pasar tersebut kami melakukan treatment. salah satunya dengan operasi pasar cabai murah," katanya, dilansir dari Antaranews.