Cabai Mahal, Petani Kediri: Alhamdulilah, Harganya Rp95 Ribu
Kian hari, harga cabai semakin pedas. Di tingkat petani saja, pengepul berani membeli seharga Rp95 ribu per kilogram. Ngopibareng. id mendatangi dusun di Desa Paron, Kecamatan Ngesem, Kabupaten Kediri. Warga di tempat ini, dikenal banyak bertani jagung dan cabai.
Sore itu, Ngopibareng.id bertemu dengan Taman, seorang petani cabai. Laki-laki berusia 51 tahun itu masih sibuk mengurus lahan dengan istrinya, Siti. Sementara, hari beranjak sore. Ia semangat mengurus tanaman cabainya. Harga jualnya disebut legit, mencapai Rp95 ribu per kilogram.
" Allhamdulilah sekarang harga cabai Rp95 ribu per kilogram. Cuman saya merasa kasihan dengan yang membeli di pasar, " jawab Tamam, Jumat, 12 Maret 2021. Tetangganya yang seorang pengepul, membeli semua cabai hasil panennya.
Taman berpendapat, harga cabai yang tinggi disebabkan kondisi cuaca ekstrem yang terjadi sekarang. Terutama jika turun hujan sampai malam hari, membuat lahan cabai tergenang air. Genangan air tersebut, jika tidak terdistribusi dengan baik, akan membanjiri ladang dan menyebabkan tanaman cabai mati dan membusuk.
"Kalau hujan kan, tanah nggak bisa kering. Biasanya, juga mengembun, lalu terjadi pembusukan. Kalau sudah membusuk namanya cabai patek. Meski membusuk, kalau sudah kering cabai patek masih laku untuk dijual, tapi harganya sekilo hanya Rp 5.000 ribu saja, " jelasnya.
Faktor cuaca menyebabkan produksi panen cabai turun hingga berimbas terjadinya perubahan harga yang sangat signifikan.
Lonjakan Harga cabai di tingkat petani menembus Rp95 ribu per kilogram, terjadi sejak tiga hari lalu hingga sekarang. Padahal, dua minggu lalu, harga cabai di tingkat petani masih dikisaran Rp87 hingga Rp 88 ribu.
Ia menambahkan harga cabai cenderung fluktuatif, bahkan dulu pernah turun berkutat di kisaran harga Rp30 ribu per kilogram. "Dulu banyak yang panen, harganya murah, sekarang panennya berkurang, harganya naik, " tandasnya.
Tingginya permintaan cabai di Kabupaten Kediri saat ini juga tidak lepas dari aktor bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah , khususnya di daerah yang selama ini menjadi sentra penghasil cabai.
"Di mana-mana kan ada banjir, termasuk di Nganjuk itu kan banyak penanam lombok. Sana kan, tanaman cabai banyak yang mati. Akhirnya lari beli di sini, Kediri, " imbuhnya.
Diketahui, Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri mengklaim jika wilayahnya memasok 70 persen kebutuhan cabai nasional. Kondisi tersebut bahkan diperikaran akan berlangsung hingga Mei, akibat pasokan cabai di sejumlah daerah lain di Jawa, jumlahnya megalami penurunan.
Advertisement