Cabai Mahal, Pelaku Usaha Kuliner di Bojonegoro Oplos Cabai
Para pelaku usaha di Bojonegoro sebagian memakai cabai kering untuk campuran bumbu. Menyusul harga cabai rawit yang harganya mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Pelaku usaha, seperti warung makan dan pengelola katering, mengaku ada yang mencampurkan cabai kering. Alasannya, dengan harga cabai yang melejit, mempengaruhi harga bumbu dapur lainnya.
"Sebagian kita campurkan cabai kering," ujar Barno, pemilik salah satu warung bakso di Bojonegoro Rabu 8 Juni 2022. Dia menambahkan, cabai kering bisa untuk campuran cabai biasa. Asalkan dicuci bersih dan tidak busuk. "Rasa pedasnya sama," imbuhnya.
Di pasaran di Bojonegoro, seperti di Pasar Besar Bojonegoro, Pasar Banjarejo dan Pasar Sumberejo, cabai kering jenis rawit di jual antara Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogramnya. Harga ini berselisih jauh dengan harga cabai rawit yang naik menjadi Rp 100 ribu per kilogramnya.
Naiknya harga cabai rawit ini, memicu para pelaku usaha, termasuk Ibu-ibu rumah tangga. Mereka mengaku harga cabai mempengaruhi pembelian bumbu dapur lainnya. Seperti bawang merah yang harganya juga naik pada pekan ini.
"Susah ini yang gemar makan pedas," ujar Rahmawati,38, tahun, Ibu rumah tangga di Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro.
Data di Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro tahun 2021, luas tanaman khusus jenis cabai rawit sekitar 135 hektare. Total lahan yang menanam cabai ada 596 hektare yang di antaranya ditanami cabai keriting dan cabai hijau. Lokasinya tersebar di beberapa kecamatan di Bojonegoro. Seperti Kecamatan Kalitidu, Malo, Kasiman, Dander, Padangan, Kapas, Sumberejo dan daerah selatan, seperti Kecamatan Tambakrejo dan Malo.