Jawa Timur Digerojog Cabai Cina dan India
Surabaya: Masuk akhir Februari harga cabai di pasaran masih tinggi. Berdasarkan arahan Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Pemprov Jawa Timur melakukan investigasi. Hasilnya, hari Rabu (22/2) ditemukan komoditi cabe rawit merah kering impor di Pasar Wage dan Pasar Ngemplak, keduanya di Kabupaten Tulungagung.
Temuan Pemprov menyebutkan, cabai rawit merah tersebut dipasok dari Surabaya dan Cirebon “Cabai rawit merah kering itu dipasok seminggu sekali, dengan muatan 4 sampai 5 ton, dan dikenal dengan nama lokal Cabai Kresek,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Diimpor dari dua negara yang berbeda, Cina dan India, harga kulakan cabai rawit merah kering dari Cina dengan merk MEY tersebut cuma Rp 58 ribu per kilogram, dan dijual dengan harga Rp 70 ribu per kilogram. Sedangankan cabai rawit merah kering dari India dengan merk PJ, harga beli Rp 42 ribu dijual Rp 50 ribu per kilogramnya.
Menurut Gus Ipul, secara rasa cabai tersebut juga memiliki rasa pedas, dan memiliki bentuk fisik termasuk jenis cabai merah besar pada umumnya. “Konsumen cabai kering ini umumnya pedagang kakilima, seperti tukang bakso, pangsit dan lain-lain,” terang Gus Ipul.
Hasil koordinasi balai besar pertanian surabaya didapatkan informasi bahwa hasil pengujian cabai impot tersebut telah sesuai dengan ketentuan dan lolos uji di negara asalnya. Sementara itu, berdasarkan temuan dilapangan Pemprov melakukan beberapa langkah.
“Pertama, Pemprov melakukan identifikasi dan pengawasan kepada suplier atau pedagang yang memasok cabai mera kering tersebut,” kata Gus Ipul. “yang kedua, Pemprov juga melakukan pengujian di laboraturium terakreditasi BB POM Jatim,” tambahnya.
Selama ini, cabai rawit kering sebenarnya tidak terlalu laku dijual di pasaran Jawa Timur karena harga jual cabai biasanya tak sampai Rp20 ribu perkilogram. Namun meningkatnya harga cabai hingga lebih dari Rp100 ribu perkilogram menjadikan cabai rawit kering impor akhirnya masuk ke Jawa Timur.
Dari identifikasi awal, cabai dari Cina dan India ini sebenarnya masuk ke Jawa Timur melalui jalur resmi dan mengantongi izin dari Kementerian Perindustrian. "Karena ini cabe kering maka izinnya di Kemendag, kalau cabai basah izinnya ke Kementerian Pertanian," ujar Gus Ipul.
Sementara itu, hingga saat ini harga cabai rawit di pasaran memang masih cukup tinggi karena target panen cabe di Jawa Timur pada musim panen kali ini hanya menghasilkan 16 ribu ton cabai dari target 25 ribu ton. (frd)
Advertisement