Buwas, Buas dalam Penindakan dan Pernyataan
Bukan kali ini saja Budi Waseso Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) mengeluarkan pernyataan kontroversial soal tembak mati pengedar narkoba. Sebelumnya, Budi Waseso yang akrab dipanggil Buwas ini juga pernah mengeluarkan pernyataan yang kontroversial, soal pemberantasan narkoba di Indonesia. Berikut pernyataan kontroversial Buwas terkait pemberasan narkoba yang berhasil dihimpun ngopibareng.id:
1. Perintahkan tembak mati pengedar tanpa peringatan.
Saat jumpa pers dengan media soal penggagalan penyelundupan narkoba di Surabaya pada 11 Januari kemarin. Buwas memerintahkan kepada anak buahnya untuk langsung tembak mati pengedar narkoba tanpa harus memberikan tembakan peringatan.
"Tidak perlu pakai peluru hampa atau peluru karet. Tidak ada lagi tembakan peringatan bagi pengedar narkoba. Tidak perlu buang-buang peluru lagi. Saya perintahkan untuk tembak langsung tanpa peringatan," katanya.
2. Peluru petugas cukup habisi 58 ribu tersangka narkoba.
Buwas juga pernah mengeluarkan tembak mati pengedar narkoba, saat menyampaikan kinerja BNN selama tahun 2017 lalu. Buwas menyampaikan jika tahun 2017 kemarin, BNN telah berhasil menangkap sekitar 58.365 ribu tersangka narkoba. Mereka menyerah saat ditangkap, sehingga BNN tak perlu memuntahkan peluru panas.
“Amunisi kami sebenarnya cukup buat 58 ribu. Cuma nasibnya mereka baik. Saya sebenarnya berharap mereka melawan. Senjata saya nganggur nih. Punya Pak Arman (Deputi Pemberantasan BNN) juga. Soalnya ketika ditangkap mereka kan menyerah. Uji coba keberanian anggota BNN di lapangan hanya 79 orang saja," kata dia.
3. Umpankan pengedar narkoba untuk pakan buaya.
Selain sering mengatakan tembak mati untuk pengedar narkoba, Buwas ternyata juga punya ide lain untuk menakut-nakuti pengedar narkoba. Salah satunya yaitu dengan melibatkan buaya. Dalam banyak kesempatan, Buwas selalu mengusulkan agar hukuman untuk pengedar narkoba diumpan saja ke kandang buaya untuk jadi santapan.
Selain itu, dia juga pernah mengusulkan pendirian penjara khusus kepada bandar narkoba di sebuah pulau terpencil. Penjara ini dikelilingi dengan kolam yang dipenuhi buaya. Bahkan, untuk membuktikan idenya itu serius, Buwas juga sempat berkeliling ke sejumlah penangkaran Medan, Papua dan Sulawesi. “Saya sedang melihat buaya-buaya mana yang lebih ganas," kata Buwas sekitar November 2015.
4. Hapus program rehabilitasi untuk pecandu
Selain rajin menakut-nakuti pengedar narkoba, Buwas juga sempat buat pecandu was-was. Pasalnya dia pernah melontarkan gagasan untuk menghapuskan rehabilitasi untuk pecandu. Dia berpendapat, rehabilitasi pecandu adalah beban negara. Musababnya, biaya rehabilitasi pecandu ditanggung negara.
"Ini berarti negara rugi dua kali. Sudah generasi penerusnya dirusak terus diminta menanggung biaya rehabilitasi," kata Buwas sekitar September 2015.
Akibat sejumlah pernyataan kontroversial Buwas tersebut, pengamat menilai jika Buwas tak cocok menjadi Kepala BNN. Adrianus Meliala salah satunya yang mengungkapkan hal tersebut. Menurut dia, Budi Waseso tak memiliki karakter pencegahan dan pembinaan.
"Ia (Buwas) lebih suka mengungkap kasus daripada pembinaan," kata Adrianus Meliala.
Padahal, kata Adrianus, fungsi lain BNN adalah pencegahan penyalahgunaan dan pemulihan pengguna narkoba. "Sekedar penindakan, sih, bisa. Karena itulah karakter Budi," ujar Adrianus lagi. (amr)