Butuh Strategi Pertumbuhan Ekonomi Lanjutan, Kondisi Negara Islam
Organisasi Kerjasama Islam (OKI), menyebut negara-negara Islam membutuhkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik berkelanjutan atau inklusif. Kepala OKI, Hissen Brahim Taha, mengakui, gangguan pasokan energi akibat perang Rusia-Ukraina telah memperburuk tekanan ekonomi pascapandemi Covid-19.
“Sebelum negara-negara OKI menemukan jalan keluar dari pandemi. Perang Rusia-Ukraina memperburuk situasi (karena) gangguan dalam rantai pasokan energi,” ungkap Hissein Brahim Taha saat berpidato dalam pertemuan Komite Kerjasama Ekonomi dan Komersial (COMCEC) ke-38 di Istanbul Turki, dikutip Selasa 29 November 2022.
“Konflik ini menunjukkan bahwa negara-negara OKI perlu meningkatkan produksi pangan,” sambung Taha, dikutip dari kantor berita Turki, Anadolu.
Secara khusus, Taha meminta Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IsDB) untuk melakukan upaya komprehensif dan mendukung untuk memenuhi tantangan ketahanan pangan di antara anggota blok.
Taha mencontohkan bencana banjir yang menyerang Pakistan dan merugikan ekonomi sekitar 30 miliar dolar Amerika Serikat. Selain kerugian material, bencana Pakistan menyebabkan kematian lebih dari 1.700 orang.
“(Perubahan iklim) memperburuk negara-negara OKI,” ucap Taha.
OKI, sambung Taha, menyerukan untuk mempercepat program aksi blok untuk tahun 2025. Taha mendesak negara-negara anggota untuk mengintegrasikan program ke dalam kebijakan nasional mereka.
“Kerja sama intra-OKI dibutuhkan lebih dari sebelumnya,” tegasnya.
Advertisement