Busyro Muqoddas: Jangan Politisasi Taliban sebagai Radikal di KPK
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2010-2011, Busyro Muqoddas menyebut ada istilah Taliban di internal KPK saat dirinya menjadi Ketua KPK waktu itu.
Busyro mengatakan bahwa kelompok Taliban yang dimaksud adalah sejumlah penyidik tetap KPK yang merupakan mantan anggota Polri salah satunya ialah Novel Baswedan.
Namun, Busyro menegaskan, kelompok tersebut tidak ada hubungannya dengan suatu paham agama atau kepercayaan radikal yang selama ini dihembuskan oleh pihak tertentu.
Istilah Taliban melekat pada kelompok tersebut karena dikenal militan dalam pemberantasan korupsi. Bahkan mereka rela meninggalkan keanggotaan Polri-nya agar bisa menjadi penyidik tetap KPK.
"Mimpi mereka menjadi jenderal dicopot untuk menjadi pengabdi KPK dan mereka semua militan makanya saat saya masuk sudah ada istilah Taliban, saya juga heran kenapa istilahnya Taliban, tapi mereka menjelaskan ini tidak ada konotasinya dengan agama tapi Taliban itu menggambarkan betapa militansinya Penyidik di KPK," ucap Busyro di Kantor PW Muhammadiyah Jatim, Surabaya, Sabtu 14 September 2019 malam.
Anggota dari kelompok Taliban tersebut, lanjut Busyro juga mempunyai latar belakang keagamaan yang berbeda di antaranya Kristen, Hindu dan juga Islam.
"Sekarang istrilah Taliban itu kemudian dipolitisasi yang ada indikasi perintahnya berasal dari istana dan dikembangkan oleh Pansel KPK," ucapnya.
Ketua PP Muhammadiyah ini juga menilai Tim Pansel KPK yang dibentuk oleh Presiden Jokowi seperti kehilangan akal saat melakukan seleksi pada tahapan psikotes.
"Baru kali ini pansel itu seperti kurang kerjaan seperti tidak mempunyai konsep padahal ada tiga guru besar. Masa psikotesnya menggunakan isu-isu radikalisme, pertanyaannya itu seperti anak SMP," ucapnya.
Busyro menilai saat ini isu-isu mengenai taliban hanya digunakan segelintir kelompok untuk melemahkan lembaga antirasuah tersebut.
"Yang jelas itu hanya politisasi saja, Taliban itu semangat ala Afghanistan, tapi tidak ada sangkut paut dengan radikal," pungkasnya.
Advertisement