Bus Trans Jatim, Harapan Memenuhi Kebutuhan Akomodasi Warga
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) akan menambah transportasi umum, khususnya untuk wilayah Surabaya raya dengan meluncurkan bus Trans Jatim pada 19 Agustus 2022 mendatang.
Dijelaskan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dalam sebuah kesempatan, bus Trans Jatim adalah sistem layanan transportasi bus rapid transit (BRT), untuk melayani antar kota dan kabupaten dalam satu wilayah aglomerasi di Jatim.
Mengenai rute, secara umum bus trans Jatim memiliki rute hampir sama dengan trans Sidoarjo. Hanya saja, trans Jatim melewati Alun-alun Sidoarjo.
Adapun rute koridor tran Jatim ialah, Terminal Porong - Halte Gedangan - Halte Tanggulangin - Halte Keramean - Terminal Larangan Sidoarjo - Halte Lemah Putro - Halte Alun-Alun Sidoarjo -Halte Sun City - Halte Pondok Jati - Tol Sidoarjo-Waru - Medaeng - Terminal Purabaya Bungurasih - Halte Bungurasih - Tol Waru-Romokalisari - Halte Romokalisari - Halte Gelora Joko Samudera - Halte BNI - Halte RS Semen Gresik - Halte Universitas Muhammadiyah Gresik - Halte Kantor Bupati Gresik- Terminal Bunder.
Setelah diresmikan nanti, selama satu minggu tarif trans Jatim akan digratiskan. Tapi setelahnya tarif akan berjalan yakni, Rp 5 ribu untuk umum dan Rp 2. 500 untuk pelajar dan santri.
Sebelum diresmikan 4 hari lagi, Pemprov Jatim juga terus mengoptimalkan layanan yang akan ada di trans Jatim. Salah satunya ialah aplikasi Trans Jatim-Ajaib (Aplikasi Jatim Informasi Bus) yanh diresmikan di Gresik beberapa waktu lalu.
Aplikasi ini bertujuan untuk mudahkan masyarakat dalam mengakses layanan bus trans Jatim.
Menurut Dosen Transportasi pada Prodi S2 Terapan Rekayasa Perawatan & Restorasi Bangunan Sipil - ITS, Dr. Ir Machsus, ST., MT kehadiran bus trans Jatim penting, guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan aspek layanan angkutan umum dengan kriteria murah, aman, nyaman, tepat waktu dan berkeselamatan.
Mungkin dirasa selama ini kehadiran PO bus eksisting masih belum mampu memenuhi kriteria tersebut. "Murah berarti ketersediaannya memberikan jaminan bahwa total biaya transportasi yang dikeluarkan oleh masyarakat lebih murah dibandingkan dengan menggunakan angkutan pribadi," kata Machsus ditemui, Senin, 15 Agustus 2022.
Sebab, ungkap Machsus, aspek ekonomis menjadi menentukan bagi masyarakat dalam memilih moda transportasi yang akan digunakan. Bila masyarakat merasa biaya transportasi yang dikeluarkan saat menggunakan kendaraan pribadi, misal sepeda motor jauh lebih murah daripada naik kendaraan umum.
"Maka jangan harap masyarakat mau beralih ke transportasi publik. Apalagi Ketika mereka naik angkutan umum harus berpindah moda hingga berulang kali, termasuk membayar ongkos juga berulang kali karena belum ada integrasi tiket," jelasnya.
Pengoprasian bus Trans Jatim yang diorientasikan di Gerbangkertosusila, diawali dengan kawasan Surabaya Raya. Menurutnya menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk adanya moda transportasi yang terorganisir.
Kolaborasi Bersama PO Bus Eksisting.
Machsus mengatakan, adanya suatu inovasi atau kebijakan publik tentunya akan menimbulkan dampak negatif dan positif. Hal ini perlu dikaji kembali agar dampak negatif bisa terminimalisir dan dampak positif bisa dirasakan masyarakat.
Begitu pula dengan nasih PO bus eksisting yang sudah ada harus menjadi perhatian pemerintah Provinsi. Karena tarif bus trans Jatim yang murah akan menjadi ancaman tersendiri bagi PO bus eksisting.
"Satu kata kunci yang penting untuk diperhatikan adalah kolaborasi. Layanan transportasi publik di Kawasan Gerbangkertosusila maupun di Jatim secara keseluruhan sangat luas, sehingga tidak mungkin layanan angkutan umum di Jatim mampu di-handle oleh pemerintah saja," terang Machsus.
Lanjutnya, untuk itu sangat penting adanya kolaborasi dengan seluruh PO Bus maupun operator angkutan umum lainnya, yang akan berfungsi sebagai angkutan pengumpan (feeder) bagi layanan Bus Trans Jatim. "Dalam konteks inilah pemerintah dan operator angkutan perlu duduk bersama untuk berkolaborasi dalam memberikan pelayanan prima untuk transportasi publik di Jatim, terutama di Kawasan Gerbangkertosusila,"imbuhnya.
Di samping itu, ia juga berharap pemerintah Provinsi Jatim menginisiasi dan memfasilitasi kolaborasi pengoperasian angkutan publik di Jawa Timur, sehingga setiap kabupaten/kota tidak lagi berjalan masing-masing melainkan terintegrasi.
"Best practice sistem pengelolaan di Jakarta dapat diadopsi untuk diterapkan di Jatim, tentu saja dengan perlu dikontekstualiasasinya dengan kondisi di Jatim," saranya.
Akomodasi Terintegritas yang Dibutuhkan Jatim
Machsus menambahkan, saat ini kita tidak bisa menutup mata bahwa layanan angkutan publik di Jatim masih jauh dari harapan. Karena belum optimalnya integritas trasnportasi di Jatim.
Terangnya, dalam pengembangan transportasi umum di Jatim sangat diperlukan adanya integrasi. Integrasi transportasi mencakup integrasi tiket, integrasi pelayanan, integrasi rute, dan integrasi data.
"Jadi kalau pengelolaannya sudah terintegrasi maka cukup hanya dengan satu tiket bisa berganti / berpindah moda transportasi, dan juga bisa lintas kabupaten/kota. Sebaliknya kalau pelayanannya tak integrasi maka biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh setiap penumpang menjadi mahal, sekalipun operasional bus tersebut sudah disubsidi," terangnya.
Ia pun merasa sejatinya masyarakat Jatim itu tidak “neko-neko”. Mereka hanya hanya ingin layanan angkutan publik yang murah, aman, nyaman, tetap waktu, dan selamat. "Jadi jika pemerintah mampu memberikan layanan dengan kriteria tersebut, saya sangat yakin masyarakat mau beralih atau berpindah dari angkutan pribadi ke angkutan publik," tandasnya.
Advertisement