Bus TNI Langgar Perlintasan KA di Malang, AL Minta Pasang Rambu
TNI Angkatan Angkatan Laut (AL) meminta agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) memasang rambu pengaman di kawasan perlintasan. Hal itu merespons terjadinya bus yang melanggar perlintasan kereta di Malang.
Kadispen Lantamal V Surabaya, Letkol Laut (KH) Agus Setiawan mengatakan, kedua sopir bus Koptu JC, dan Serda AW, mengaku ketika terjadinya penerobosan palang kereta api, kondisi jalan gelap.
"Pengemudi kita biasa di Surabaya kemudian harus di Malang, jadi harus dimaklumi juga mereka tidak terlalu menguasai kondisi di sana," kata Agus, di Lantamal V Surabaya, Jumat, 5 Mei 2023.
Dengan demikian, kata Agus, kedua sopir bus Lantamal V Surabaya tersebut, tak mengetahui jika di perlintasan kereta itu memang tidak ada plang penutupnya.
"Jadi ini jelas bukan kesengajaan, karena memang faktor ketidaktahuan, kemudian dia harus kesana," jelasnya.
Oleh karena itu, Agus meminta agar PT KAI segera memasang rambu dan penerangan di perlintasan kereta di Jalan Kolonel Sugiono, Pos JPL 78 di dekat Stasiun Malang Kota Lama tersebut.
"Mohon pihak PT KAI melengkapi (rambu-rambu) perlintasan, termasuk penerangan, palang pintunya dilengkapi, sehingga begitu ada kendaraan yang lewat terjamin keamanannya," ujarnya.
Pelengkapan itu, menurut Agus, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Para pengendara lainya pun dapat semakin aman ketika melintasi perlintasan kereta api tersebut.
"Kalau kereta lewat tetap memprioritaskan kereta dulu. Tapi dengan perlintasan yang lengkap, otomatis keselamatan pengemudi kita termasuk masyarakat, akan lebih terjamin," ucapnya.
Sebelumnya, Agus mengatakan, kejadian tersebut bermula ketika kedua bus Lantamal V Surabaya, yang dikemudikan oleh Koptu JC, dan Serda AW, tengah menjemput para calon siswa di Juanda.
"Kemudian dari Juanda berangkat langsung ke Malang, melakui jalur tol, keluar melalui Exit Tol Sawojajar," jelasnya.
Kedua bus tersebut, kata Agus, hendak menuju ke Lapetal, yang berada di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Klojen, Malang. Di sanalah, peristiwa penerobosan palang kereta api tersebut terjadi.
"Ada perlintasan kereta api (Pos JPL) 78, ada kereta api pertamina yang mengangkut BBM melintas. Jadi bus ini sempat berhenti, di depan ada sepeda motor," jelasnya.
Kemudian, lanjut Agus, kedua bus yang dikemudikan kedua anggota AL tersebut kembali meneruskan perjalanan. Namun, para pengemudi tidak mengetahui jika ada kereta api lainya.
Agus mengungkapkan, kedua pengemudi tidak mengetahui ada kereta yang melintas lantaran tidak adanya palang. Selain itu, sejumlah pengendara lainya juga sudah berangkat terlebih dahulu.
"Setelah kereta Pertamina lewat sepeda motor maju, kemudian bus ikut maju. Ternyata setelah kereta Pertamina, masih ada kereta yang akan lewat ada lokomotifnya," ujar dia.