Bupati PPU Kaltim Bantah Beli Pulau Malamber
Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim), Abdul Gafur Mas'ud, membantah dirinya membeli Pulau Malamber di Kepulauan Balabalakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Kabar mencuat melalui keterangan yang disampaikan oleh Camat Kepulauan Balabalakang, bahwa salah seorang penghuni pulau bernama Rajab menjual senilai Rp2 miliar, tapi baru dibayarkan sebesar Rp200 juta sebagai uang muka.
"Kalau mau dijual saya beli hehehe. Tapi itu pulau punya keluarga saya. Sudah lama sebelum Indonesia Merdeka. Dari kake nene kita dulu. Kebetulan saya orang tua saya orang Mandar Sulawesi Barat, saya cucu dari KH , Muhammad Husain (puang kali malunda). Hanya saya bingung diisukan demikian," kata Abdul Gafur dalam rekaman audio yang beredar, dikutip dari Antara.
Abdul Gafur mangaku memang pernah berkunjung ke-12 pulau yang berada di selat Makassar itu. Namun ia datang sebagai ketua umum Asosiasi Kepala Daerah Kepulauan dan Pesisir seluruh Indonesia (Aspeksindo).
Masih menurut Gafur, Aspeksindomempunyai program kerjasama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Indonesia yaitu membuat sejuta nelayan berdaulat.
"Jadi saya melihat bahwa banyak sekali kekurangan disitu. Para nelayan pakai bom ikan, pakai bius-bius ikan gitu. jadi saya ngecek aja langsung kebetulan banyak keluarga di tengah-tengah pulau itu antara Kaltim dan Sulbar," ujarnya.
Gafur menduga kunjungannya ke pulau yang berada di tengah-tengah Selat Makassar, memisahkan Pulau Sulawesi dan Kalimantan itu disalahartikan dengan proses jual beli Pulau Malamber.
"Jadi saya rasa isu (jual beli pulau) itu bagus juga buat saya. Kenapa tidak sekalian diisukan bahwa pulau Sulawesi saya beli itu," canda Gafur.
"Mungkin para pejabat di Sulbar itu, karena saya menjadi Bupati Panajam di Kalimanta Timur, yang mana memang itu sempat menjadi perebutan wilayah," tambahnya.
Selain itu, Gafur juga mengaku punya banyak keluarga di Kepualuan Balabalakang. Pada kunjungannya disana, dia merasa miris dengan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang masih kurang.
"Saya juga miris melihat yang seperti itu. Sebenarnya saya sudah jumpa juga dengan bapak Gubernur (Sulbar) menjelaskan demikian. Bupati Mamuju itu juga sebenarnya sudah tahu, tapi saya nggak ngerti itu kenapa jadi isunya aneh-aneh," pungkas dia.