Bupati Ponorogo Canangkan Stop Praktik Pemasungan
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mencanangkan gerakan zero pasung dengan deadine sebulan. Gerakan ini merespon tentang cara menangani maraknya praktik pemasungan saat awal-awal menjabat 2021 lalu.
“Hari pertama kerja, saya datang ke rumah sakit. Saya bertanya kepada psikiater, ada berapa orang yang dipasung di Ponorogo. Ternyata waktu itu masih banyak, lebih dari 100 orang,” kenang Kang Bupati, panggilan akrab Bupati Sugiri Sancoko saat membuka Pertemuan Kader Kesehatan Jiwa di Pendopo Agung, dikutip di laman ponorogo.go.id Senin 22 Juli 2024.
Gerakan zero pasung di Kabupaten Ponorogo itu diproyeksikan tercapai dalam waktu kurang dari satu bulan. Memasuki pekan ketiga, 100 lebih orang dengan skizofrenia (ODS) di Ponorogo bebas dari pasungan.
Di Ponorogo, tercatat 159 kader kesehatan jiwa yang berada di lima kecamatan. Mereka adalah tenaga terlatih berkat program Community Health Empowerment for Early-Detecting and Reintegrating of Schizophrenia (CHEERS) yang merupakan kerja sama dengan Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara (YLKN) bersama Pemkab Ponorogo melalui Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) setempat.
“Kader kesehatan jiwa bertugas dalam deteksi dini atau skrining, memberikan sosialisasi dan edukasi terkait masalah penangan kesehatan jiwa, serta mendata identitas ODS yang memiliki potensi untuk pengembangan usaha,” ujar perwakilan dari YLKN Muhammad Nur Cholis.
Atas gerakan itu Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ponorogo mendukung keberlanjutan program CHEERS yang sudah berlangsung sejak 2020 itu. Apalagi, mayoritas kader CHEERS adalah kader NU di desa-desa.
“Insya Allah kader-kader yang hadir ini ahli surganya Allah SWT karena memiliki kepedulian membantu pemulihan ODS,” tegas perwakilan dari PCNU Ponorogo Hariyadi.
Di seluruh Jawa Timur, hanya Kabupaten Ponorogo dan Sidoarjo yang berkolaborasi dengan YLKN untuk mendukung kesehatan mental masyarakat. Hariyadi menyebut kader kesehatan jiwa mengemban tugas yang berat. (ADV)