Bupati Nganjuk Tertangkap KPK, Kiainya di Jombang Prihatin
Ditangkapnya Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuai keprihatinan banyak pihak. Termasuk dari kalangan pondok pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang.
Bukan tanpa sebab, Novi pernah nyantri di pesantren tersebut. Ia tercatat sebagai alumni SMU Darul Ulum Unggulan BPPT, masuk 1996 dan lulus 1999. Namun selama 10 tahun belakangan, Novi tidak pernah sowan ke pesantren untuk bertemu para kiai.
KH Rohmatul Akbar, pengasuh pondok Ar Risalah Rejoso membenarkan jika Bupati Nganjuk Novi adalah alumni pondok pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang. “Terkait dengan Bupati Novi, sudah 10 tahun lebih yang bersangkutan sudah tidak pernah silaturahim ke pondok,” kata Gus Bang, sapaan akrabnya kepada Ngopibareng.id, Rabu 12 Mei 2021.
Gus Bang yang juga kepala keamanan pesantren ini menyampaikan, Darul Ulum Rejoso tidak pernah mengajarkan soal korupsi kepada para santrinya. “Meski niat korupsinya untuk menolong orang dan sebagainya. Kepada setiap santri, pondok ini selalu mengingatkan untuk selalu mencintai sesama. Apabila menjadi pemimpin, memimpinlah dengan amanah dan jangan putus silaturahim. Khususnya dengan para guru di pondok atau sekolah,” lanjut Gus Bang.
Ia sendiri menolak tudingan tidak mau mengakui Bupati Novi sebagai alumni. “Memang benar beliau alumni, tapi sikapnya dia tidak mencerminkan alumni pesantren,” tegasnya. Salah satu ciri santri adalah masih menjalin tali silaturrahim dengan kiai atau gurunya.
“Bagaimana mungkin yang berdomisili di Nganjuk, 10 tahun lebih tidak pernah sowan ke pondoknya,” ujarnya.
Mengutip salah satu tulisan dalam kitab Hikam karya Syech Ibnu Atho'illah Al As Sakandary, Gus Bang berkata ilmu yang manfaat adalah orang dengan profesi atau lakon apapun, dalam hidupnya tetap menjadi orang yang takut kepada Allah. “Bagi kami, penangkapan yang bersangkutan oleh KPK membuat prihatin,” imbuhnya.
Gus Bang menilai Novi adalah tokoh panutan masyarakat Nganjuk. Usianya masih muda, 40 tahun. Alim karena setiap Jumat tak pernah absen jadi khotib shalat Jumat dari masjid ke masjid. “Dari peristiwa ini, semoga semua santri Rejoso bisa mengambil hikmahnya,” pungkas Gus Bang.