Bupati Jember Terpilih Gus Fawait Pulangkan Dua PMI Jember yang Terlantar di Arab Saudi
Setelah berbulan bulan terlantar di Arab Saudi, dua pekerja migran Indonesia asal Jember bernama Hanifa dan Siti Khoiriyah akhirnya bisa pulang ke tanah air. Mereka bisa mendapat kepastian pulang ke Indonesia setelah dibantu oleh Bupati Jember terpilih, Gus Fawait.
Gus Fawait mengatakan awalnya dirinya mendapatkan informasi dari media sosial. Diketahui dua PMI asal Jember bernama Hanifah, warga Desa Kemuning Lor, Kecamatan Panti dan Siti Khoiriyah, warga Kecamatan Mayang terlantar di Arab Saudi.
Dalam video yang beredar, mereka mengaku tidak digaji oleh majikannya. Karena itu, mereka meminta bantuan kepada Gus Fawait selaku Bupati Jember terpilih agar bisa membantunya pulang ke Indonesia.
Atas curhatan tersebut, Gus Fawait langsung mengambil langkah untuk membantu memulangkan kedua PMI asal Jember itu. Gus Fawait langsung berkoordinasi dengan Anggota DPR RI Kawendra Lukistian dan Bambang Haryadi.
"Mereka curhat mengeluhkan kondisinya yang belum jelas di Saudi Arabia, mereka meminta tolong kepada kami sebagai bupati terpilih untuk memastikan nasib mereka baik-baik saja. Saya segera menghubungi pemerintah pusat," katanya, Kamis, 02 Januari 2025.
Karena memang ada hubungan baik dengan Kawendra dan Bambang Haryadi, akhirnya persoalan tersebut tersampaikan kepada Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
Tidak perlu menunggu lama, Gus Fawait mendapatkan konfirmasi bahwa kedua PMI asal Jember itu akan segera dipulangkan ke Indonesia.
Keduanya akan pulang ke Jember menggunakan maskapai penerbangan Ethiopian Airlines ET 463 yang berangkat dari Arab Saudi, pada 4 Januari 2025. Mereka akan tiba di Indonesia pada tanggal 5 Januari 2025 mendatang.
"Dua warga Jember yang menjadi PMI di Arab Saudi insyaallah bisa kembali ke tanah air, bisa berkumpul dengan keluarganya di Kabupaten Jember. Tentu ini berkat kerja sama semua pihak. Sering saya sampaikan bahwa ketika pemimpin Jember bisa bersinergi dengan pemerintahan provinsi dan pusat, ketika ada problem-program di tengah-tengah masyarakat ini bisa dicarikan solusi secara cepat dan tepat," pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Penempatan Tenaga Kerja, Perluasan Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Dinas Tenaga (Disnaker) Jember, Rachminda Iskandarian mengatakan pihaknya sudah mengetahui persoalan yang dialami Hanifah di Arab Saudi pada bulan Oktober 2024 lalu. Rian memastikan yang bersangkutan berangkat ke Arab Saudi non prosedural.
Kendati demikian Disnaker Jember tetap membantu koordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Luar Negeri, serta Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sebelum berstatus kementerian.
Saat itu, pihak BP2MI membutuhkan surat keterangan bahwa PMI bernama Hanifah merupakan korban dari praktik Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Sampai saat ini, Disnaker Jember memang sedang menunggu perkembangan terkait kasus yang dialami Hanifah.
Sementara itu, Disnaker Jember tidak memantau terkait PMI bernama Siti Khoiriyah. Sebab, pihak keluarga yang bersangkutan belum pernah berkomunikasi dengan Disnaker Jember.
"Kami memang selalu berharap P2MI bisa segera membantu ibu Hanifah. Kalau teman dari ibu Hanifah yang senasib belum mengkonfirmasi ke kami," pungkasnya.
Sementara Hanifah dalam sebuah rekaman video berdurasi 2 menit 10 detik menyampaikan, dirinya bersama Siti Khoiriyah sudah terkatung-katung di Arab Saudi sejak bulan September 2024. Harapan mereka untuk hidup aman dan bahagia di Arab Saudi sangat kecil.
Mereka khawatir jika terus berlama-lama berada di Arab Saudi keadaannya tambah buruk. Karena itu, Hanifah menghubungi keluarganya di Jember untuk melakukan berbagai upaya agar ia bisa pulang.
Keluarga Hanifah mendatangi berbagai instansi, mulai balai desa, Polres Jember, Disnaker Jember, dan Serikat Pekerja Migran Indonesia (SPMI). Namun, upaya tersebut tak kunjung membuahkan hasil.
Setelah berbagai upaya dilakukan, Hanifah dan Siti Khoiriyah membuat video dengan harapan bisa sampai ke Gus Fawait. Mereka berharap kepada Gus Fawait bisa membantunya pulang ke Indonesia.
"Kami sangat ingin pulang. Harapan kami di sini kecil. Keadaan kami di sini tidak baik. Kami di sini sudah berbulan bulan. Mohon perhatiannya kepada Gus Fawait agar bisa membantu kami pulang ke Jember," pungkasnya.
Advertisement