Bupati Jember Ngadu ke BNPT Soal Siswa Bolos Tak Hafal Pancasila
Bupati Jember Hendy Siswanto menyampaikan keluh kesahnya kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Minggu, 26 Februari 2023. Hendy Siswanto menyampaikan rasa prihatin karena ada siswa yang tidak hafal Pancasila.
Hendy Siswanto dalam sambutannya saat peresmian warung NKRI di Jalan Karimata, Kecamatan Sumbersari, Jember menyampaikan, kondisi masyarakat Jember yang cukup beragam. Masyarakat Jember multi etnis bahkan agama. Jumlah penduduk Jember mencapai 2,6 juta, terbanyak ketiga se-Jawa timur.
Kendati demikian, multi etnis dan keberagaman di Kabupaten Jember menjadi berkah tersendiri dalam upaya menjaga NKRI. Masyarakat Jember dalam upaya melawan ideologi teroris tidak dapat diragukan lagi.
Hendy Siswanto mencontohkan saat masyarakat secara mandiri berusaha memberikan perlawanan terhadap kelompok intoleran di Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi. Masyarakat tanpa menunggu penegak hukum merespons dengan keras pembangunan masjid yang disinyalir dibangun oleh kelompok intoleran.
Tak hanya itu, berkaitan dengan kepedulian terhadap ideologi Pancasila, Pemkab Jember menetapkan Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari sebagai desa Pancasila.
“Kita punya desa Pancasila di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari. Desa Pancasila sebagai desa yang terus berupaya menolak ekstrimisme dan radikalisme,” tutur Hendy Siswanto.
Bahkan sebagai upaya mencegah timbulnya aliran intoleran, Pemkab Jember sudah melakukan treatment hingga ke tingkat RT dan RW. Selain itu juga ada program pelatihan bela negara hingga mendirikan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Namun sayang, di tengah pluralitas masyarakat Jember, ternyata masih ada siswa setingkat SMP di Kabupaten Jember yang belum hafal Pancasila. Beberapa siswa tersebut merupakan siswa yang tertangkap basah oleh Satpol PP saat nongkrong di Rest Area Jubung saat jam sekolah.
“Jember memiliki siswa sebanyak 320 ribu siswa mulai SD hingga SMA. Namun, sebagian dari mereka ada yang bolos dan tertangkap Satpol PP. Mereka diberikan nasihat mulai latihan baris berbaris hingga menghapal Pancasila, ternyata ada yang tidak hafal,” jelas Hendy Siswanto.
Ia menilai adanya siswa SMP tak hapal Pancasila merupakan persoalan kecil yang dapat berdampak besar. Seharusnya bersekolah justru memiliki bolos dan nongkrong di Rest Area.
Hendy Siswanto juga mengakui hal itu murni kesalahan dirinya sebagai penanggung jawab pemerintahan. Karena itu, Hendy meminta resep kepada BNPT dalam upaya mendidik para penerus bangsa tersebut.
Hendy Siswanto juga meminta seluruh elemen mulai akademisi, termasuk mahasiswa agar turut serta membangun generasi penerus bangsa. Karena 25 tahun mendatang mereka yang akan mengurus bangsa Indonesia.
“Kalau sekarang tak hapal Pancasila, ini membuat kita takut. Untuk apa membangun bangsa saat ini jika tidak berusaha membangun generasi penerus bangsa,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Boy Rafli Amar juga turut prihatin ada siswa yang tidak hafal Pancasila. Semestinya, siswa tidak sekedar menghapal tetapi mengerti dan memahami makna yang ada dalam Pancasila.
“Sebenarnya tidak hanya menghapal, tetapi kita ingin anak-anak generasi penerus bangsa bisa memahami sila-sila yang ada dalam Pancasila,” kata Boy.
Sebelumnya, sebanyak 22 siswa diamankan Satpol PP, pada 4 Januari 2023. Mereka terciduk nongkrong di Rest Area Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember saat jam sekolah.
Dari 22 siswa tersebut, sebagian sudah tidak memakai seragam sekolah. Mereka sudah merencanakan aksi bolos dengan mengganti pakaian untuk mengelabui Satpol PP.
Selanjutnya, Satpol PP Jember kembali mengamankan siswa bolos di lokasi yang sama, pada 1 Februari 2023. Kali ini ada sembilan siswa, di mana delapan siswa SMK dan satu siswa MTs.