Hasto banyak menyampaikan inovasi program pemerintahannya. Tahun 2018 ini merupakan tahun ke-7 jabatannya sebagai bupati periode kedua. Tomira merupakan salah satu programnya yang berpihak pada ekonomi kerakyatan. Kebijakan tersebut sering dinilai sebagai bentuk anti-investasi. "Ada yang bertanya berarti tidak boleh ada mal di Kulonprogo. Saya jawab boleh saja. Kan bisa menjadi Malira, mal milik rakyat," ujar Hasto disambut tepuk tangan hadirin yang sebagian besar peserta AKM batch pertama. AKM merupakan salah satu program Fisipol UGM untuk menyiapkan wirausahawan sosial yang siap terjun ke tengah masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam program ini ada 100 anak muda yang diseleksi. Mereka kemudian dihadirkan dalam inkubasi selama 10 hari. Diawali dengan Diklat Bela Negara di Akademi Angkatan Udara. Peserta AKM lantas dididik secara teori, diajak terjun ke lapangan serta diberi mentoring dan couching. Sejumlah mentor dari akademisi, praktisi, dan sosioenterpreneur dihadirkan. Rangkaian AKM lantas ditutup dengan Dialog Kebangsaan yang menghadirkan Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri, Budayawan Erros Djarot dan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo. Inovasi Hasto juga menyentuh bidang peternakan. Dia bercerita menjelang Idul Adha ini pihaknya menandatangani MoU dengan ki komunitas Muslim Singapura. Intinya mereka diminta berkurban di Kulonprogo. "Beli sapinya di Kulonprogo, disembelih di Kulonprogo, dibagikan untuk warga Kulonprogo, baru pahalanya kita kirim ke Singapura," ujar Hasto disambut tawa dan tepuk tangan peserta dialog. Menteri Hanif Dhakiri dan Erros Djarot pun ikut bertepuk tangan.
Hasto mengingatkan agar kita semua kreatif di era disruptif ini. Juga harus kreatif menghadapi era keberlimpahan. Kalau tidak kreatif maka kita hanya sekadar menjadi penonton. Dan tidak bisa menjadi pelaku. (Erwan Widyarto)