Gempa Malang, Pemkab Banyuwangi Perbaiki Warung yang Rusak
Program Warung Naik Kelas (Wenak) yang diusung Pemkab Banyuwangi mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satunya pemilik warung yang sudah mendapatkan program ini adalah Ismail. Dia merupakan pemilik warung di Jalan Raya Benculuk, Banyuwangi. Warung Ismail sempat mengalami kerusakan saat terjadi gempa yang berpusat di wilayah Malang beberapa hari lalu.
Ismail mendapatkan bantuan dari program Wenak berupa perbaikan warung. Dia juga mendapatkan bantuan berupa alat-alat usaha sesuai dengan kebutuhannya seperti etalase, dispenser, blender, kompor, meja-kursi, peralatan makan. Ismail juga mendapat gerobak baru, hasil kolaborasi dengan Kementerian Perdagangan. Selain itu, Ismail mendapat modal berupa kopi, susu kaleng, teh, dan lainnya.
Bantuan tersebut diserahkan langsung Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu, 14 April 2021. Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk menyemangati Ismail agar terus giat bekerja. Dengan bantuan gerobak dan berbagai peralatan, Ipuk yakin Ismail bisa bangkit dan kembali bekerja dengan baik. ”Insyaallah setelah ini warung kopinya tambah laris,” ujar Ipuk, mendoakan Ismail.
Ipuk menambahkan, program Warung Naik Kelas ditargetkan bisa menjangkau 300 pemilik warung skala mikro dalam dua bulan ke depan. Dia mentargetkan, jumlah jangkauan ini akan terus ditingkatkan hingga dalam setahun ke depan bisa mendekati 1.000 warung. “Sehingga ini bisa menjadi instrumen pemulihan ekonomi,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ismail menyatakan, warung miliknya berdampingan dengan toko yang sedang direnovasi, namun belum selesai. Saat terjadi gempa, tembok toko itu runtuh, lalu menimpa warung miliknya. "Saat itu saya sedang menata dagangan. Tiba-tiba saya merasakan getaran karena gempa, lalu saya lari menjauh. Tidak lama tembok toko roboh menimpa warung saya," kata Ismail saat menceritakan kejadian yang dialami kepada Bupati Ipuk.
Tidak hanya warung, peralatan masak dan barang lainnya juga ikut hancur. Hal ini membuat Ismail tidak bisa bekerja. Dia pun mengaku sempat kebingungan mau bekerja apa lagi. “Saya sangat berterimakasih atas bantuan ini. Sebelumnya saya sempat bingung mau kerja apa," kata Ismail usai menerima bantuan, Rabu, 14 April 2021.
Sebelum membuka warung kopi di Banyuwangi, Ismail mengaku sempat membuka usaha yang yang sama di Bali. Namun, pandemi Covid-19 membuat Bali sangat sepi. Sejak setahun yang lalu, Ismail memutuskan untuk pulang ke Banyuwangi dan membuka warung dengan sisa modal yang ada. "Modal sudah habis karena pandemi, lalu kemarin warung hancur. Saya bersyukur dibantu sehingga bisa bekerja lagi,” ujarnya.
Advertisement