Bupati Banyuwangi Sebut Penyebab Utama Stunting karena Pola Asuh
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyebut penyebab utama stunting di Banyuwangi bukanlah faktor kemiskinan ataupun kurangnya gizi. Namun yang paling dominan adalah faktor pola asuh dari orang tua. Oleh karena itu, penguatan parenting harus terus dilakukan untuk mewujudkan Banyuwangi zero stunting.
Berdasarkan data bulan timbang yang dilakukan di Posyandu, di Banyuwangi jumlah balita mencapai lebih dari 50 ribu. Dari jumlah itu, menurutnya masih ada sekitar dua ribuan balita yang mengalami stunting. “Harus dan perlu intervensi lagi,” jelasnya, Kamis, 14 Maret 2024.
Dijelaskannya, faktor yang menjadi penyebab utama terjadinya stunting pada balita di Banyuwangi bukanlah kemiskinan atau kurang gizi, melainkan pola asuh dari orang tua yang masih belum baik. Tapi ada juga yang memang karena balita tersebut sakit.
“Nanti akan kita bagi balita yang memang sakit dan balita yang stunting karena pola asuh dan sebagainya, kita kan sudah ada datanya,” terangnya.
Oleh karena itu, menurut Ipuk, selain pemberian tambahan makanan pada anak stunting, yang harus lebih dikuatkan adalah orang tuanya. Sebab itu ada pendamping kader-kader untuk menguatkan pola asuh pada orang tua. Pola asuh dalam hal pemberian gizi dan pengetahuan merawat anak.
Kader-kader yang mendampingi ini, bukan hanya sekadar memberi bahan makanan. Mereka juga harus memastikan para orang tua tersebut sudah benar dalam menerapkan pola asuh dan pemberian makanan kepada anaknya.
Pemberian bantuan tambahan makanan kepada orang tua anak stunting tidak boleh hanya sekdaar memberi bantuan saja. Tetapi harus benar-benar didampingi untuk memastikan pemberian makanan telah sesuai.
Tidak menutup kemungkinan, jika bantuan tambahan makanan diberikan begitu saja, orang tuanya memasak makanan hanya sesuai dengan seleranya saja. Tapi tidak untuk kebutuhan gizi yang diperlukan anak. “Jadi orang tuanya yang memang harus didampingi, diedukasi, parenting,” ujarnya.
Pemerintah pusat, lanjut Ipuk, mentargetkan tahun 2024 ini Indonesia sudah zero stunting. Untuk itu, diapun mengajak semua pihak untuk bekerja keras menjadikan Banyuwangi zero stunting. “Dari dua ribu (balita stunting) harus kita selesaikan di tahun ini,” pungkasnya.