Bupati Anas Banyuwangi, Ternyata Melarang Ini
Dua hal yang saya dapat dari kunjungan event ngopi bareng akhir Desember 2017 lalu di Banyuwangi. Yakni, tidak boleh ada Alfamart/Indomart. Dan satu lagi, tiap event, wajib ada anak Jatim.
Inilah Bupati Abdullah Azwar Anas, S.Pd., S.S., M.Si.yang memimpin Banyuwangi dua periode.
Demi melindungi warung dan toko kecil di tanah Osing, misalnya, jaringan toko modern yang dikelola konglomerat itu, tidak diperkenankan buka gerai di Banyuwangi.
Ini hasil kami ngobrol-ngobrol dengan sejumlah pejabat Pemkab Banyuwangi, akhir bulan kemarin.
"Kalaupun ada, hanya tinggal beberapa saja, karena sudah mengantongi ijin sebelum Pak Anas menjabat. Tapi kalau ijinnya sudah habis, tidak boleh diperpanjang lagi, "ujar Marhaen, Kabid promosi Disbudpar Pemkab Banyuwangi, yang banyak menemani saya jalan-jalan di Banyuwangi.
Pak Anas tak cuma sebagai seorang pemimpin daerah, tapi juga simbol dan figur penggerak roda perekonomian dalam tujuh tahun terakhir di Bhumi Gandrung ini.
Ada kisah ini. Suatu hari, pemerintah pusat mencari pelabuhan di Banyuwangi yang bisa dibuat bersandar kapal pesiar pariwisata. Sudah terjadi negosiasi dengan sejumlah Pemkab di Bali. Tapi alot. "Begitu Pak Anaz dengar, beliau langsung terbang ke Jakarta. Dilobi. Hasilnya, ratusan miliaran diinvestasikan ke Banyuwangi. Sebentar lagi, kita akan punya pelabuhan yang bisa dibuat kapal pesiar asing bersandar. Saat bersandar itulah, para turis akan kita bawa ke darat, mengunjungi obyek-obyek wisata terdekat. Dan itu artinya menambah pendapatan masyarakat lokal,"ujar Marhen, sambil makan ayam Betutu yang ada di daerah Ketapang.
Kami menikmati ayam Betutu Banyuwangi, yang aslinya sebenarnya dari Bali. Cuma di Banyuwangi, dikembangkan lagi. Gak cuma olahan kuah. Tapi juga ada yang goreng.
Para pejabat Bali yang studi banding ke Banyuwangi,misalnya, selalu diajak makan di warung ayam Betutu ini.
Saat makan siang ini, kami ditemani Mas Nanang, EO asli Banyuwangi yang sering berada di belakang event-event mercusuar di kota Osing ini.
Hari itu, saat saya datang ke Banyuwangi kebetulan Pemkab Banyuwangi kedatangan tamu studi banding dari Pemkab Tabanan, dari pulau Dewata.
Yang membuat Banyuwangi moncer dalam re-branding kotanya, tentu saja, lewat event-event besarnya. Selain kota Batu, misalnya, Banyuwangi tergolong sukses membangun "city branding".
Pak Anas selalu terlibat di balik event-event besar di Banyuwangi. Sampai hal-hal yang detail, Pak Anas cawe-cawr. Utamanya event-event kepawisataan.
Datang ke Banyuwangi dalam tujuh tahun terakhir, memang banyak berubah. Alun-alun Taman Blambangan bersih dan rapi. Akupansi hotel meningkat. Nyari kamar di bawah Rp 300.000 susah di Banyuwangi. Di daerah obyek wisata, tidak boleh didirikan hotel. Maksudnya, biar wisatawan nginepnya di kota Banyuwangi.
"Pak Anaz, kalau pagi, sering jalan sehat atau lari-lari di Taman Blambangan ini. Kalau ada tumbuh rumput dikit aja di sela-sela troktoar, langsung dipotret dan dikirim ke dinas terkait. Jadi biarpun PNS, kami bersama Pak Anas diajak kerja ngebut seperti swasta," katanya.
Yang jarang orang tau, tiap menggelar event, Pak Anas selalu minta dihadirkan anak yatim. Wajib. "Tiap event wajib ada santunan anak yatim. Pernah kami lupa, ya sesaat sebelum event itu kita harus nyari anak-anak yatim. Bagi Pak Anas, doa anak yatim itu pasti terkabul. Karena itu, Pak Anas selalu memuliakan anak Yatim," imbuhnya.
Banyak kebijakan Pak Anas memang luar biasa. Seperti pelarangan pasar modern, pembatasan toko modern seperti Alfamart/Indomart ini. Juga memperjuangkan saham bagi rakyat di sektor pertambangan.
Selain harus ada anak yatim, menariknya lagi, Bupati Anas juga membuat program "Rantang Kasih". Apa itu? Yakni Pemkab memberi makanan bergizi tiap hari kalangan lansia. Juga ada program uang saku bagi pelajar miskin. Diberikan tiap hari.
Melihat data, program-program ekonomi kerakyatan ini, seperti dilansir Jawapos.com, berhasil meningkatkan pendapatan perkapita warga Banyuwangi. Dari Rp 20,8 juta perorang pertahun menjadi Rp 41,46 juta perorang pertahun pada 2016. atau ada kenaikan 99 persen.
Angka kemiskinan menurun cukup pesat menjadi 8,79 persen pada 2016, jauh lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jatim yang tembus dua digit.
Produk Domestik Regional Bruto naik 104 persen dari Rp 32,46 triliun menjadi Rp 66,34 triliun. Banyuwangi juga terus menjadi daerah dengan inflasi terendah se-Jatim.
Banyuwangi juga punya Mall Pelayanan Publik yang mengintegrasikan ratusan izin dan dokumen di satu tempat secara transparan, tanpa pungli.
Abdullah Azwar Anas, S.Pd., S.S., M.Si, nama lengkapnya, lahir di Banyuwangi, 6 Agustus 1973. Saat ini berusia 44 tahun. adalah Bupati Banyuwangi yang memimpin sejak 21 Oktober 2010. Sebelum menjabat sebagai Bupati, ia pernah menjadi anggota MPR dan DPR
Bupati Anas dibesarkan dalam lingkungan pesantren dengan ilmu agama yang kuat. Pendidikannya ditempuh dengan berpindah-pindah. Ia pernah masuk di MI Karangdoro, Tegalsari pada tahun 1980 MI AnNuqoyyah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura pada 1982-1983 dan masuk MI Kebunrejo Genteng tahun 1983 hingga 1986.
Setelah itu ia melanjutkan SMP di SMP Negeri 1 Genteng pada 1986 hingga 1988 dan pindah ke SMP Negeri 1 Banyuwangi tahun 1988 dan tamat pada tahun berikutnya.
Tamat SMP, Anas hijrah ke Jember melanjutkan SMA di SMA Negeri 1 Jember dan tamat pada tahun 1992. Pendidikan di perguruan tinggi ia jalani di IKIP Jakarta (Falkutas Teknologi Pendidikan) dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Pendidikan S-2 ia jalani di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia dan selesaikan tahun 2005.
Ia pernah menjadi anggota MPR termuda yang dilantik saat usianya masih 24 tahun. Anas adalah tokoh muda Nahdatul Ulama di Banyuwangi. Jejak prestasinya terukir kuat di Banyuwangi.
1. Peresmian Bandar Udara Blimbingsari
2. Penyelenggaraan pendidikan gratis dan program pendukungnya seperti SAS (siswa asuh sebaya)
3. Menggelar berbagai event besar seperti Banyuwangi Ethno Carnival, Banyuwangi Jazz Festival, Tour de Ijen dan event-event lain yang dibingkai dalam "Banyuwangi Festival".
4. Perencanaan Wisata Banyuwangi yang berkonsep eco-tourism
5. Mengangkat Pulau Merah.
Pada 9 Desember 2015, Azwar Anas maju dalam Pilkada kedua dan menang. (dmr)
Advertisement