Buntut Kericuhan Suporter, PSSI Didenda FIFA Rp634 Juta
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menjatuhkan sanksi denda kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebesar 45.000 franc swiss (chf), atau sekitar Rp643 juta. Ini merupakan buntut dari kericuhan pada laga Indonesia versus Malaysia.
Meski mengalami kerugian, namun dikutip dari laman resminya, PSSI menyatakan menerima sanksi tersebut.
"PSSI menghormati proses hukum dan putusan dari FIFA. Kami akan segera memenuhi kewajiban kami dan mengevaluasi agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria.
PSSI akan berupaya keras agar ricuh dalam laga melawan Malaysia jadi yang terakhir. Organisasi yang berdiri pada 19 April 1930 itu berharap semua pemangku kepentingan dapat mempererat sinergi untuk mewujudkan nilai-nilai positif dalam sepak bola.
“Sepak bola harusnya menyatukan, mempromosikan keragaman budaya dan menyerukan sikap saling menghormati,” kata Ratu Tisha.
Direktur Media dan Promosi Digital PSSI, Gatot Widakdo mengatakan, PSSI bisa meyakinkan FIFA sehingga terhindar dari sanksi yang lebih berat. Misalnya saja, pelarangan menggelar pertandingan tanpa penonton atau yang lainnya.
"Hukuman dari FIFA kepada PSSI hanya berupa denda. Itu saja kerugiannya. Tidak ada hukuman berat lainnya," ujar dia.
Tak hanya itu, lanjut Gatot Widakdo, PSSI menggaransi kalau kejadian kerusuhan suporter ketika timnas Indonesia melawan Malaysia adalah peristiwa yang terakhir bagi pihaknya.
"Sepakbola harusnya menyatukan, mempromosikan keberagaman budaya, dan menyerukan sikap saling menghormati," terangnya.
Kericuhan yang melibatkan suporter terjadi pada laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia antara Indonesia versus Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 5 September 2019. Akibat kejadian itu, pertandingan sempat dihentikan pada babak kedua.
Kericuhan berlanjut pada akhir pertandingan setelah Indonesia kalah. Suporter Indonesia bahkan terlibat bentrok dengan personel kepolisian di sekitar stadion setelah laga selesai yang membuat para pendukung Harimau Malaya harus diungsikan sementara ke tempat aman.
Peristiwa tersebut membuat pemerintah Indonesia meminta maaf secara resmi kepada pemerintah Malaysia.