Buntut Kasus Pelecehan, Walikota Eri Kaji Kurikulum Seks Pelajar
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sedang menyusun kurikulum sex education untuk siswa sekolah TK, SD, dan SMP.
Kurikulum ini menyusul adanya kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan guru MI terhadap muridnya.
"Sekarang sedang kami rumuskan. Apa yang diberikan SD, SMP hingga SMA tentang seks edukasi tentu akan berbeda. Tidak bisa disamakan," kata Eri Minggu, 26 Februari 2023.
Semisal, untuk SD hanya diberikan pengertian bahwa ada beberapa anggota tubuh yang tidak boleh dipegang orang lain, selain dirinya sendiri dan orang tua.
"Kalau SD, bila ada yang memegang tangan atau daerah-daerah tertentu jangan. Itu yang sedang kami tata. Nanti dalam pelajaran kami masukkan," terangnya.
Mengenai kasus dugaan pencabulan beberapa siswa MI di Surabaya oleh gurunya, Eri memastikan, akan melakukan pendampingan terhadap korban hingga trauma yang dialami hilang.
"Alhamdulillah anak-anak tidak trauma. Tetap sekolah dan teman-teman lainnya bisa menerima. Tidak ada perundungan. Ini baik," kata Eri.
Lanjut Eri, untuk mencegah kasus serupa, pihaknya berkoordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) untuk melalukan pengawasan kepada izin pendirian sekolah dan pemilihan guru.
"Ini yang terus saya katakan ketika mendirikan sekolah tidak segampang itu. Harus diperkuat perizinannya, pemilihan guru juga tidak boleh asal, ruang kelas juga diperhatikan untuk berapa siswa," jelasnya.
Eri berharap, setiap sekolah memiliki standar penerimaan guru agar tidak asal-asalan. Karena guru berperan penting dalam pendidikan dan karakter siswa.
"Kriteria memilih guru itu penting. Tidak semua guru bisa masuk. Harapan saya guru harus dites dulu sebelum mengajar di sekolah itu," tandasnya.
Advertisement