Bung Karno Berterima Kasih, tapi Ujungnya Penjara
Tokoh yang bertahun-tahun sangat membenci Hamka, pada akhir hayatnya meninggal dunia sambil bergenggaman tangan dengan Hamka. Ya, itulah Mr. Muhammad Yamin.
Dari rumah sakit Hamka diajak Chairul Saleh ke Istana Negara. Waperdam III (Wakil Perdana Menteri III) ini ingin melapor atas wafatnya Mr Yamin kepada Presiden Sukarno. Pemerintah telah mempersiapkan acara pemakaman kenegaraan di TMP Kalibata, Jakarta.
Karena wasiat terakhir Mr Yamin ingin dimakamkan di kampung halaman Talawi, Sawah Lunto. Presiden memerintahkan Gubernur Sumatera Barat Drs Harun Zen untuk mempersiapkan upacara kenegaraan.
Sebelum meninggalkan istana, Presiden Sukarno menyalami Hamka sambil berucap. "Terima kasih atas kebesaran jiwa Bung turut mendampingi Yamin menjelang wafatnya dan bersedia mengantarnya ke Talawi. Atas nama pribadi dan pemerintah saya ucapkan terima kasih."
(Ini adalah pertemuan terakhir antara Hamka dan Presiden Sukarno, 2 tahun kemudian Hamka dicebloskan ke penjara atas perintah Bung Karno).
Keesokan harinya, memenuhi pesan terakhir Almarhum Mr Muhammad Yamin, agar Hamka bersedia menemani jenazahnya dimakamkan di Kampung Talawi, Sawah Lunto Sumatera Barat dikabulkan Hamka.
Proses pemakaman dilakukan dengan upacara kenegaraan. Inspektur upacaranya bapak Menteri Chaerul Saleh. Siang itu juga Hamka kembali ke Jakarta.
Cerita ihwal Mr Muhammad Yamin ini, diperoleh Irfan Hamka dari Hamka sendiri dan terakhir dari Syakir Rasyid, putra Buya St. Mansur (Tokoh Muhammadiyah) yang ikut mendengar Iaporan Hamka kepada guru beliau, A.R. St. Mansyur sepulang dari Talawi di rumah Buya St. Mansyur. (bersambung)
Advertisement