Bumi Manusia, Film Impian Sutradara Hanung Sejak Kuliah
'Bumi Manusia' merupakan film yang diimpikan Hanung Bramantyo sejak duduk di bangku kuliah. Hal ini disampaikan suami artis Zaskia Adya Mecca itu saat ditemui ngopibareng.id, usai penanyangan perdana film 'Bumi Manusia' di Surabaya, Sabtu 10 Agustus 2019 dini hari.
Hanung menceritakan, perjalanan penjangnya yang mengalami penolakan berulang kali saat meminta ijin kepada Pramoedya Ananta Toer.
"Saat masih kuliah dulu saya pernah menghadap beliau (Pramoedya Ananta Toer) untuk membuat film dari bukunya. Tapi tidak diijinkan karena saya masih kuliah," ungkapnya.
Hanung lantas mengubur keinginannya untuk menggarap karya sastra milik sang legendaris. "Saya ikhlaskan dan tidak memikirkan lagi keinginan untuk membuat film Bumi Manuasia. Tiba-tiba telepon berdering, Falcon menghubungi saya. Jelas saya terima karena film ini yang sudah lama saya impikan. Proses stuting yang panjang dan akhirnya menjadi film yang kita nonton saat ini," beber Hanung.
Menurut Hanung, ia paling tertarik dengan karakter Nyai Ontosoroh. Dulu hanya ingin membuat film tentang Nyai Ontosotoh tapi, takdir berkata lain dan jadilah Bumi Manusia lengkap dengan semua karakternya.
"Dengan adanya film ini membuat semua berpikir bahwa kolonialisme bukan hanya pekara Indonesia melawan Belanda, bukan persoalan warna kulit. Kolonial terjadi dimana-dimana, mungkin saja kita yang tidak adil. Di semua aspek kehidupan kolonialisme dapat terjadi dan bisa dilakukan siapapun," ungkapnya.
Film ini bisa disebut sebagai bentuk perayaan terhadap sosok Pramoedya Ananta Toer. Terlebih gala premier Bumi Manusia produksi Falcon Picture ini digelar jelang HUT Kemerdekaan Indonesia ke-74.
"Hari kemerdekaan Indonesia ke-74 mari kita mengkaji ulang sejarah-sejarah Indonesia. Mari kita buka kembali sejarah hitam putih Indonesia. Jangan-jangan yang jahat kita, jangan-jahat yang jahat yang menulis sejarah tersebut. Mari kita kaji kembali sejarah bangsa Indonesia," ajak Hanung.
Bumi Manusia adalah kisah dua anak manusia yang meramu cinta di atas pentas pergelutan tanah kolonial awal abad 20. Inilah kisah Minke dan Annelies. Cinta yang hadir di hati Minke untuk Annelies, membuatnya mengalami pergulatan batin tak berkesudahan.