Bulog Sebut Cadangan Pangan Nasional Aman Hingga Akhir Tahun
Perum Bulog menyebut cadangan pangan nasional aman hingga akhir tahun. Saat ini cadangan pangan nasional tercatat sebanyak 1,5 juta ton. Cadangan pangan yang tersedia saat ini sudah sesuai dengan yang diperintahkan regulator yakni Badan Pangan Nasional (Bapanas). Meski demikian, Bulog tetap berupaya untuk memastikan ketersediaan pangan nasional tetap terjaga.
Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan, stok pangan nasional cukup kuat sampai akhir tahun dengan stok minimal yang ditetapkan. Bahkan jumlah cadangan pangan ini cukup kuat hingga awal tahun 2025. Apalagi pada awal 2025 sudah mulai ada panen sehingga Bulog bisa melakukan penyerapan untuk menambah cadangan pangan.
“Untuk tahun depan kita persiapan Maret juga insya Allah kan panen lagi. Bulan Februari sudah mulai (panen) biasanya,” jelasnya saat melakukan kunjungan kerja di Banyuwangi, Rabu 16 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, untuk ketersediaan cadangan pangan ini, Bulog mengutamakan produksi dalam negeri. Panen padi di Banyuwangi ini merupakan salah satu buktinya. Dijelaskannya, panen di Banyuwangi merupakan hasil kolaborasi Bulog dengan perusahaan dan kelompok tani melalui program Mitra Tani.
Bulog, menurut Febby, menjalin kemitraan melalui bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki semangat yang sama untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia dan meningkatkan produksi dalam negeri.
Menurutnya, Bulog juga memiliki sentra penggilingan padi di 10 daerah produsen padi. Di Jawa Timur ada empat penggilingan padi, salah satunya di Banyuwangi. Untuk memenuhi ketersediaan bahan baku padi di sentra penggilingan ini, Bulog berkolaboriasi melalui program Mitra Tani. Langkah ini juga dilakukan di wilayah lain.
“Jadi dimanapun, Bulog jemput gabah ke sawah itu dilakukan di daerah-daerah produsen,” katanya.
Ada beberapa tantangan untuk memastikan ketersediaan pangan dari produksi dlam negeri. Di antaranya persoalan air, tanah, hingga hama yang menyerang tanaman padi. Namun demikian, pihaknya tetap melakukan langkah-langkah antisipasi. Di antaranya melakukan koordinasi dengan TNI AD dan Kementerian Pertanian serta instansi lain untuk mengatasi wilayah yang mengalami kekurangan air.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, mengatakan, saat ini Indonesia memang sedang menghadapi perubahan iklim secara global. Meski demikian, Bulog tetap akan menjalanakan tugasnya menjamin ketersediaan beras dan pangan pokok lain di semua wilayah.
Kegiatan ini dilakukan melalui bantuan pangan maupun mekanisme pasar yang disebut SPHP. Langkah ini agar masyarakat yang mengonsumsi beras dan bahan pokok lain tidak mengalami kesulitan. Bulog juga bersahabat dengan petani melalui program Mitra Tani. Mitra Tani ini akan terus dikembangkan di berbagai daerah.
“Sudah dikembangkan juga pilot project di berbagai tempat. Bahkan nanti akan kerja sama denga TNI AD yang sudah mengembangkan tempat yang tadinya sumber daya airnya terbatas disediakan alat supaya airnya cukup,” tegasnya.
Tidak hanya itu, menurutnya, Bulog sedang merencanakan kerja sama dengan petani di daerah-daerah lahan marginal. Supaya cadangan pangan kita lebih kuat. Sebab lahan marginal ini masih sangat luas. Lahan marginal ini ada di berbagai provinsi. Di antaranya Sulawesi, Kalimantan dan beberapa provinsi lainnya.
“Bulog bersama-sama mengoptimalkan potensi lahan marginal,” pungkasnya.