Bulog Jatim Sebut, Beras Tak Kosong Tapi Digantikan Beras Petani
Pimpinan Wilayah (Pinwil) Bulog Jatim, Erwin Tora menampik kekosongan pasokan beras Bulog di Pasar Surabaya dua bulan terakhir. Ia menyebut, pada bulan Maret 2023 lalu di Jawa Timur sudah masuk panen raya sehingga stok pasar akan diisi beras dari petani.
Erwin menjelaskan, Bulog mempunyai fungsi menstabilkan harga beras ditingkat petani dan konsumen.
"Ketika Maret sedang panen Raya, maka Bulog fokus melakukan stabilisasi pada petani Jatim supaya mendapatkan harga jual gabah yang menguntungkan bagi mereka," kata Erwin Selasa, 4 April 2023.
Disisi lain ia mengungkapkan, ketika panen raya mekanisme pendistribusian beras ke pasar juga berubah. Hasil panen langsung masuk ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan menstabilkan harga, sehingga Bulog tidak terlalu memasok ke pasar.
Pihaknya mengaku, juga sudah melakukan pengecekan di Pasar Wonokroma dan beras dalam kondisi stabil.
"Pada kondisi Jatim yang sedang panen raya ini, harusnya hasil panen itu yang lebih banyak mengisi pasar-pasar yang ada. Bulog lebih banyak fokus ke stabilisasi ditingkat produsen," terangnya.
Stategi menstabilkan harga ditingkat produsen ini dilakukan, ujar Erwin agar tak membuat harga beras hasil panen turun di pasaran. "Pada saat kondisi panen raya Bulog pada banyak fokus menyerap bukan melepas ke pasar," imbuhnya.
Ia menambahkan, adanya operasi pasar beras Bulog dengan beberapa perangkat daerah dilakukan untuk menstabilkan harga beras di pasaran, karena belum memasuki masa panen raya.
"Tetapi saat kondisi panen raya seperti ini, suplay Bulog ke pasar lebih terkendali. Artinya menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Jadi suplay beras di pasar banyak dilakukan pedagang karena ini sedang masa puncak panen," paparnya.
Sebelumnya, ditengah kenaikan harga beras, beras Bulog yang digelontorkan untuk subsidi justru tak muncul dipasaran.
Seperti yang terjadi di Pasar Pucang, Surabaya. Salah satu pedagang, Fatimah mengarakan, sudah hampir dua bulan tak ada distribusi dari beras Bulog. Karena hal tersebut, ia pun terpaksa mengambil beras Bulog dari distributor.
"Kalau yang dari operasi sudah tidak ada hampir dua bulan. Ini saya ambil dari distributor harganya lumayan jauh sekitar Rp 49 ribu, kalau dari Bulog langsung harga ambilnya cuma Rp 42 ribu. Sekarang saya jual Rp 53 ribu per lima kilogramnya," terangnya Senin, 3 April 2023.
Perempuan berusia 59 tahun ini menyanyangkan kelangkaan beras Bulog karena sebenarnya peminatnya banyak. "Saya kulak baru dua hari 20 sak, sekarang sudah tinggak 4 sak (kemasan 5 kilogram)," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Asak, pedagang di Pasar Genteng, Surabaya. Ia menggungkapkan bahwa saat hanya menjual beras premium, sebab sudah satu bulan lebih tak ada distribusi dari beras Bulog.
"Tidak ada Bulog, sebulanan tidak ada. Jual yang pemium saja. Merk Pin Pin sama Sedap Wangi. Harganya sekitar Rp 63 ribu sampai Rp 67 ribu," kata Asak dihari yang sama.
Advertisement