Bule Amerika Bantah Jual Kembali Meteorit Tapanuli Miliaran
Jared Collins, pembeli batu meteor dari pria asal Sumut Joshua Hutagalung memberikan klarifikasi atas harga pembelian batu meteor yang disebutkan mencapai Rp24 miliar.
Pihaknya secara resmi menyakan jika harga yang dibayarkan bukan Rp200 juta, apalagi Rp24 miliar seperti yang diberitakan belakangan ini. Namun, pihaknya tidak memaparkan berapa harga yang sebenarnya dibayarkan pada pria yang berprofesi sebagai pembuat peti mati itu.
"Untuk memperjelas pemberitaan yang beredar di masyarakat mengenai nilai yang diterima karena pengalihan kepemilikan batu meteorit, kami menyatakan bahwa kabar tersebut sama sekali tidak benar. Kebenaran nilai untuk pengalihan kepemilikan adalah konfidensial antara kedua belah pihak, tetapi sebagai catatan Josua mendapat kompensasi yang signifikan yang mana melebihi Rp200 juta seperti yang telah dilaporkan sebelumnya," tulis pernyataan Jared Collins melalui perwakilan yang ditunjuknya seperti dikutip dari Bisnis.
Dia pun menjelaskan lronologi pembelian batu meteor di Medan, Sumtera Utara itu.
Pada tanggal 7 Agustus 2020, seorang penggemar meteorit yang tinggal di Bali, Jared Collins, dihubungi oleh sesama penggemar meteorit yang sedang berada di luar negeri di Amerika, untuk membantunya mendapatkan sebuah meteorit yang jatuh di Sumatera Utara milik Josua Hutagalung, warga Dusun Sutahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tertarik dengan kisah Joshua Hutagalung dan memiliki pengetahuan serta minat pada meteorit, Jared Collins setuju untuk membantu koleganya di Amerika. Jared Collins kemudian ditugaskan untuk memeriksa keaslian meteorit yang ditemukan oleh Joshua Hutagalung, melindungi meteorit tersebut dari kemungkinan kerusakan dan kontaminasi yang mungkin terjadi akibat penanganan meteorit yang tidak tepat, serta menyampaikannya dengan aman kepada koleganya di Amerika.
Nilai transaksi telah disetujui oleh Joshua Hutagalung dan orang Amerika di luar negeri melalui komunikasi langsung yang sebelumnya dilakukan oleh kedua belah pihak, tanpa melibatkan Jared Collins. Joshua menetapkan harga yang kemudian disetujui oleh orang Amerika yang tinggal di luar negeri.
Baik Josua maupun orang Amerika yang tinggal di luar negeri sepakat bahwa prosesnya adil dan diterima dengan baik oleh kedua belah pihak.
Jared Collins kemudian berangkat ke Sumatera Utara dan bertemu dengan Joshua Hutagalung untuk melihat keaslian meteorit tersebut dan melindungi meteorit tersebut untuk pengiriman yang aman kepada koleganya itu.
"Mengklarifikasi berita yang saat ini beredar tentang perkiraan nilai pembelian batu meteorit tersebut, atau ganti rugi yang diberikan atas batu tersebut, dapat dipastikan bahwa angka yang disebutkan sama sekali tidak benar dan tidak tepat. Adapun keaslian, nilai sebenarnya adalah kerahasiaan kedua belah pihak, baik Joshua Hutagalung maupun warga Amerika yang tinggal di luar negeri, yang mengambil alih meteor tersebut, berdasarkan kesepakatan bersama.
"Tetapi jumlah yang dibayarkan diterima bukanlah 200 juta atau harga yang terlalu dibesar-besarkan sejumlah 25 miliar yang dilaporkan di seluruh dunia. Saat ini tidak ada meteorit dengan nilai seperti itu, dan tentunya tidak ada kolektor yang akan membayar harga tersebut," tulis pernyataan tersebut.
Jared Collins menerima penggantian untuk biaya perjalanan dan untuk waktunya yang dihabiskan untuk kepentingan membantu kolega ini. Dia tidak memiliki meteorit ini dan juga tidak menjual meteorit tersebut kepada pihak lain yang memiliki meteorit tersebut saat ini.
Tujuan akhir dari keterlibatan Jared Collins sebagai penggemar meteorit adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk secara pribadi menyaksikan dan secara fisik memeriksa meteorit yang penting secara ilmiah ini.