Memasuki Bulan Suro, tenaga ahli para penjamas pusaka paling banyak dicari dan dibutuhkan kolektor. Mereka yang membutuhkan keterampilan ahli jamas untuk menyucikan pusaka keris mau pun tombak. Penyedia jasa pelayanan pencucian pusaka ini, dapat ditemui di Pasar Tradisional Setono Betek, Kota Kediri. Di sini, ada 5 orang ahli jamas yang membuka lapak khusus melayani jasa pencucian keris sekaligus jual beli pernak pernik pusaka. Menurut keterangan Mariyani (48) salah satu pemilik lapak, tujuh hari sebelum memasuki Bulan Suro, banyak kolektor yang berdatangan ke Pasar Setono Betek untuk mencucikan pusaka sekaligus membeli pernak-pernik keris. "Seminggu ini banyak yang datang ke sini untuk mencucikan pusaka berupa keris maupun tombak, Mas," kata perempuan asal Sumenep Madura, Senin 2 September 2019. Lebih lanjut, ibu dua anak ini mengaku, pada hari biasa hanya sekitar 3 pusaka. Namun memasuki Bulan Suro, jumlah pesanan bisa naik tiga kali lipat. Kadang bisa melayani 10 pusaka yang harus dicucikan. Meski banyak kolektor yang membutuhkan jasanya, namun Mariyani tidak berani mematok tarif tinggi. "Standar aja. Satu kali cuci jasanya Rp40 ribu. Kalau hari biasa paling hanya 2 sampai 3 keris aja yang dicuci. Tapi kalau sudah menjelang dan memasuki bulan Suro seperti sekarang ini bisa sampai 10 pusaka setiap hari," kata Mariyani. Proses membersihkan keris membutuhkan waktu paling cepat tiga jam dan paling lama 1 hari. Membersihkan pusaka harus melalui proses tahapan-tahapan. Terlebih dahulu dibersihkan. Kemudian, dicuci menggunakan air jeruk, lalu dikeringkan atau dijemur."Tahapan terakhir prosesnya dimasukan ke dalam warangan (sarung keris) dengan maksud untuk mengeluarkan aura atau pamor yang ada di dalam keris itu sendiri. Tak lupa diberi minyak wangi sebagai pengharum agar awet dan tidak cepat rusak," katanya. Selesai proses pencucian, ukiran-ukiran yang ada di dalam batang keris nampak timbul memancarkan pamor aura yang bersinar. Biasanya, benda pusaka yang sering dicucikan merupakan keris dan tombak peninggalan kerajaan raja-raja atau empu pada zaman Kerajaan Kadiri, Mataram dan Majapahit. Tidak hanya menawarkan jasa pencucian keris, Mariyani juga menjual segala macam aksesoris termasuk jual beli pusaka keris dan tombak. Keris yang dijualnya paling murah kisaran Rp 100 ribu dan paling mahal bisa mencapai jutaan. "Di sni saya juga jual sarung keris, harganya ada yang Rp250 ribu. Bahannya dari kayu pilihan," kata dia. Pada momentum Bulan Suro seperti sekarang, para kolektor benda pusaka yang datang ke tempatnya bukan hanya berasal dari Kediri saja, melainkan juga dari luar daerah. "Kalau di Pasar Setono Betek ini ada 5 lapak yang menyedikan pelayanan jasa pencucian keris dan penjualan pernak-pernik benda pusaka. Pada tahun 1993, saya dulu yang mengawali membuka usaha di sini bersama suami," katanya. Keterampilan mencucikan keris yang dimiliki oleh Mariyani, didapatnya dari almarhum suaminya. Pada tahun 2012 suaminya meninggal. Rintisan usaha yang dimulainya sejak tahun 1993 ini kemudian diteruskan hingga sekarang. Dengan keahlian yang dimiliki, perempuan yang menyandang status hajjah ini bisa menyekolahkan dua orang putrinya hingga ke jenjang perguruan tinggi.