Bulan Parkinson: Harapan Baru Bagi Penderita dengan Teknologi
Bulan April diperingati sebagai Bulan Parkinson Sedunia. Di momen ini, Dr. dr. Achmad Fahmi SpBS(K)SubspNF FINPS IFAANS dari National Hospital Surabaya membawa kabar gembira bagi para penderita Parkinson.
Dr dr Achmad Fahmi SpBS(K)SubspNF FINPS IFAANS mengatakan saat ini ada metode canggih untuk memperbaiki kualitas hidup penderita Parkinson tanpa bergantung pada obat-obatan.
"Ada empat gejala utama dalam parkinson yang biasa dikenal dengan istilah TRAP antara lain, Tremor (gemetaran), Rigidity (kekakuan), Akinesia (kelambatan) dan Postural Inbalance (gangguan keseimbangan)," terangnya, Rabu, 24 April 2024.
Menurutnya, Parkinson muncul akibat dari adanya kerusakan sel saraf substantia nigra yang menghasilkan zat dopamine pada otak.
Terbaru dengan kecanggihan teknologi, penanganan pada penyakit Parkinson yang diakui di seluruh dunia saat ini adalah tindakan operasi Deep Brain Stimulation (DBS) dan Stereotaktik Brain Lesion (SBL). Tahun ini menjadi momen 10 tahun National Hospital melakukan tindakan operasi DBS.
Sejauh ini, dokter Fahmi sudah melakukan tindakan operasi DBS pada 61 pasien Parkinson sejak 2014 lalu. Tindakan operasi pemasangan DBS di Indonesia kala itu dan mengajak Medtronic untuk menghadirkan alat DBS agar tersedia dan dapat digunakan oleh pasien-pasien Parkinson.
Sementara itu, ujarnya keberhasilan dari pemasangan DBS bergantung dari beberapa hal. Seperti kondisi pasien, apakah indikasi untuk dipasang DBS atau tidak.
"Yang penting bagi kita bagaimana memilih pasien dengan indikasi DBS atau bukan. Kalau memang pasien selection-nya bagus artinya respons outcome-nya akan bagus juga," terangnya.
Lalu, keberhasilan juga bergantung pada tindakan di brain stimulation. Pemasangan ini membutuhkan akumulasi dan presisi yang sangat tinggi sehingga dibutuhkan kerja tim dan akurasi ketepatan serta ketelitian.
"Ini penting untuk menentukan outcome-nya. Lalu ketiga adalah perawatan pasca tindakan. Misalnya, saja adjustmen. Jadi alat ini bisa disesuaikan panjang gelombangnya, frekuensi dan elektronya," imbuhnya.
Pada tahun 2024 ini menandakan kerjasama 10 tahun antara national hospital dan DBS Medtronic dalam memberikan pelayanan kepada pasien Parkinson di Indonesia.
Pada tahun 2023 lalu, Medtronic meluncurkan teknologi terdepan di dunia, BrainSense Technology, yang memungkinkan deteksi aktivitas otak secara realtime.
Teknologi ini merupakan revolusi dalam pengobatan DBS karena memungkinkan para dokter untuk memberikan stimulasi yang lebih akurat dan efektif, sehingga menghasilkan outcome yang lebih baik untuk pasien.
Brain Sense Technology menjanjikan era baru dalam personalisasi perawatan medis, dimana stimulasi disesuaikan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan unik setiap individu, berdasarkan data aktivitas otak mereka.
"Inovasi ini memperkuat posisi kami sebagai pemimpin dalam terapi neurostimulasi dan menegaskan komitmen kami terhadap peningkatan kualitas hidup pasien," ujar Fitria Decyana selaku Direktur Medtronic Indonesia.