Bulan Mutu Nasional, ITS - BSN Tingkatkan Pendidikan Standarisasi
Dalam memperingati Bulan Mutu Nasional dan Hari Standar Dunia 2018, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama Badan Standarisasi Nasional (BSN) menggelar workshop bertema ‘Pendidikan Berstandarisasi di Pendidikan Tinggi’ di Gedung Rektorat ITS, Jumat, 26 Oktober 2018.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Institut ITS, Agnes Tuti Rumiati mengatakan, ITS sangat mendukung adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan standarisasi di lingkungan perguruan tinggi.
Meski di ITS belum ada mata kuliah khusus yang membahas Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), namun materinya sudah banyak disisipkan di mata kuliah di jurusan masing-masing.
"Kegiatan praktikum yang ada di lingkungan ITS, semua juga sudah didasarkan atas ketentuan SPK yang ada," kata dosen Statistika ITS ini.
Ia juga menambahkan, jika pendidikan standarisasi sangat penting bagi para mahasiswa. Karena, ketika lulus dan memasuki dunia kerja dalam sebuah perusahaan, mahasiswa dituntut lebih profesional dan akan dihadapkan dengan standarisasi yang ditetapkan di perusahaan tersebut.
"Mahasiswa kita nanti akan lebih bisa bersaing, karena seperti yang kita tahu semua produk, prosedur dan kebijakan di negara kita sudah ada standarisasinya. Kalau di Indonesia ada SNI dan internasional ada ISO," ujarnya.
Senada dengan Tuti, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standarisasi BSN, Zakiyah mengatakan, jika standarisasi sebenarnya memiliki urgensi yang sangat tinggi, apalagi di bidang perdagangan internasional.
"SPK juga menjadi basis peraturan lalu lintas perdagangan, ini juga bisa mempercepat inovasi produk yang sedang berjalan," paparnya.
Tak hanya soal standarisasi, inovasi merupakan ruang-ruang bagi lembaga riset dan pendidikan, untuk memberikan sumbangsih di dalamnya.
Sedangkan isu mengenai pendidikan standarisasi, ia menjelaskan bahwa dalam cakupan wilayah regional atau internasional isu ini sudah sangat menggema.
"Misalkan saja di Eropa, mereka sudah membentuk suatu forum pendidikan standar yang membentuk working group untuk mengembangkan sistem dan kurikulum yang menjadi panduan bagi universitas di seluruh Eropa," ungkap Zakiyah.
Sedangkan untuk di wilayah Asia, Korea, Jepang dan Thailand sudah memasukan pendidikan standarisasi di kebijakan nasional mereka.
Untuk Indonesia juga sudah diatur dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2014 mengenai standarisasi penilaian dan kesesuaian.
"Termasuk di perguruan tinggi di mana merupakan pusat pendidikan dan pembekalan kapasitas SDM Indonesia yang nantinya siap diterjunkan dalam dunia industri," ucapnya.
Hal itu juga dikuatkan melalui Peraturan Presiden nomor 34 tahun 2018, yang di dalamnya disebutkan dengan jelas bagaimana Indonesia harus menumbuhkan budaya mutu melalui institusi baik formal maupun nonformal.
Menurut data dari BSN, baru 19 universitas yang memberikan mata kuliah baik dalam bentuk sisipan maupun kuliah wajib pilihan mengenai SPK ini.
"Itu kalau kita hitung dari jumlah universitas yang ada di Indonesia sekitar 4.600, maka sangat sedikit sekali,” tandasnya.
Melalui kerja sama yang dijalin dengan Kemenristekdikti, ITS dan perguruan tinggi lain di Indonesia, ingin meningkatkan kepedulian institusi pendidikan khususnya perguruan tinggi dalam mendidik para mahasiswanya, agar lebih paham dan menerapkan pendidikan standarisasi di masing-masing perguruan tinggi yang ada. (amn)
Advertisement