Bulan Kedua Kampanye, Caleg di Jakarta Jor-joran APK dan Sembako
Memasuki bulan kedua masa kampanye, para peserta Pemilu 2024 mulai ngegas dan jor-joran alat peraga kampanye (APK) serta bagi-bagi sembako. Caleg yang dorongan anggaranya alias doanya kuat, membuat APK dalam ukuran besar, 1,5 m x 2 meter. Bahkan ada yang lebih besar lagi, lengkap foto diri dengan berbagai model serta janji-janji untuk membius calon pemilih. Dengan harapan saat di bilik suara, pemilih mencoblos gambarnya.
Selain janji dan narasi sebagai daya tarik, ada caleg yang mencantumkan nama mertua, dan figur publik yang dianggap dekat dengan diri. Di Jalan Kemanggisan raya, Jakarta, terdapat sebuah baliho besar, yang dibuat oleh Caleg DPRD DKI Jakarta dari PAN bernama Lyvia Indah = K Soewandhi. Di bawahnya ada penjalasan kalau caleg tersebut menantu Setiawan Jodi eks dedengkot grup musik Kantata Takwa bersama Sawong Jabo dan Iwan Fals.
Sebaliknya, caleg yang tidak ditopang dengan doa yang kuat, terpaksa membuat APK dengan model dan ukuran seadanya. Karena tidak didorong anggaran besar, penempatan APK juga dilakukan sembarangan. Ditempelkan di tiang listrik, dipaku di pohon, pagar tempat pemakaman umum, juga menjadi sasaran untuk penempelkan APK.
Tentang harga bahiho dihitung per meter. Per meternya antara Rp25.000 sampai Rp30.000. "Kalau pesanannya banyak, di atas 100 lembar harganya bisa lebih murah," ujar Jefri, pengelola sebuah UMKM yang bergerak di bidang percetakan digital.
Menurut Jefri, selama ini ia baru menerima order dari caleg berjumlah kecil di bawah 50 lembar ukuran 1,5 m x 2 m. "Lumayan", ujarnya.
Tak Cukup APK
Arien, salah seorang Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta dua, mengatakan APK itu hanya alat pendukung. Karena itu, selain membuat APK juga harus bersilaturahmi langsung di calon pemilih di daerah pemilihannya. "Tidak bisa hanya mengandalkan tanda gambar atau APK, juga harus bertemu langsung dengan calon pemilih," kata Arien.
Untuk menemui calon pemilih, dikatakan tidak bisa datang hanya dengan tangan kosong. Harus membawa oleh oleh sebagai perekat. Bagi yang anggarannya kuat, nilai bawaannya bisa lebih besar, antara lain baju koko, sembako, mukena, dan uang.
Sedang caleg yang datang tidak satu dua orang. Sehingga caleg yang mendapat pujian adalah mereka yang membawa oleh-oleh terbanyak. "Kalau datang dengan tangan kosong hanya membawa janji, kemungkinan akan dicueki warga," ujar seorang warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung, Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Ketua RT setempat tidak melarang caleg dari partai manpun yang mau datang ke kampungnya, yang penting tetap menjaga kerukunan, saling menghormati bila berbeda pulihan. Azas demokrasi kan begitu, kata Pak RT.
Karena ada beberapa caleg yang datang, warga akan memilih caleg yang 'gemuk' yang mau memberi bingkisan paling besar. Sebab itu setelah masa kampanye selesai, masih ada yang diharapkan warga, serangan fajar.
Jadwal Kampanye Pemilu 2024 dilaksanakan pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024. KPU juga mengatur jadwal kampanye Pilpres jika terjadi putaran kedua, pada 2-22 Juni 2024.
Advertisement