Bulan Ini Gula Di Jawa Timur Dipastikan Aman
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku ketersediaan gula di Jawa Timur masih aman di bulan Maret 2020 ini. Ia mengakui saat ini ada kenaikan harga mencapai 16 hingga 18 ribu per kilonya, padahal pada bulan Februari perkilonya hanya 12 ribu.
“Untuk bulan ini cukup. Tapi harga di lapangan sudah mengalami koreksi terus,” katanya saat melakukan kunjungan ke pabrik gula PT Kebun Tebu Mas, Lamongan, Minggu, 15 Maret 2020.
Ia khawatir, jika tidak dilakukan langkah-langkah untuk bisa menyuplai kebutuhan gula, maka harga gula menjelang puasa akan meningkat lagi. Oleh karena itu, Pemprov Jatim butuh percepatan untuk impor gula.
“Terutama dalam bentuk raw sugar atau apapun bentuknya. Karena pabrik gula di Jatim ini pabrik yang sudah memiliki pengalaman dan mesin berteknologi modern,” lanjutnya.
Sebelumnya, pada tanggal 14 Maret, Khofifah mengaku sudah masuk impor gula sebanyak 35 ribu ton raw sugar. Dari 35 ribu ton yang masuk ke PT Kebun Tebu Mas sebanyak 10 ribu ton. “Jadi ada proses yang masih harus dikeluarkan dari kepabeanan sebanyak 25 ribun ton,” tambahnya.
Khofifah berharap, proses regulasi dapat terjadi percepatan dari pemerintah untuk menunjuk siapa yang melakukan impor. Sehingga, pemprov bisa mengukur percepatan raw sugar itu kapan sampai dan bisa terdistribusi di pasar.
“Kalau tidak diimpor, sampai menjelang puasa tidak akan cukup stoknya. Tapi ini sudah impor dan kita akan terus berkordinasi bagaimana menjelang puasa, masyarakat akan tercukupi seluruh kebutuhan-kebutuhan pokoknya,” katanya.
Pemenuhan kebutuhan ini, sudah dikordinasikan oleh tim Disperindag, Pemprov dan kementerian di pusat. “Mudah-mudahan segera ada penunjukan siapa importirnya, kuotanya berapa dan kita bisa melakukan inspeksi pabrik gula mana yang akan melakukan produksi,” tuturnya.
Hingga pertengahan Juni mendatang, kebutuhan pasokan gula di Jatim diperkirakan mencapai 109 ribu ton. Angka kebutuhan tersebut bisa meningkat menyusul datangnya Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Tingginya kebutuhan ini dikhawatirkan akan terus mempengaruhi harga gula di Jatim jika tidak segera dilakukan percepatan impor. “Setiap bulan kebutuhan gula di Jatim mencapai 37 ribu ton,” kata Khofifah.
Musim giling produksi gula di Jatim sendiri baru dilakukan awal Juni. Sehingga, jika dirata-rata mulai pertengahan Maret hingga pertengahan Juni kebutuhan gula mencapai 109 ribu ton.
“Jadi ada kekosongan pada pertengahan Maret, April, Mei sampai pertengahan Juni. Karena itu kita sudah bersurat dan berkordinasi dengan berbagai kementerian untuk bisa memberikan percepatan terkait impor gula apakah dalam bentuk raw sugar atau bentuk gula konsumsi,” jelasnya.