Buku Puisi Perlima Divisualkan Dalam Bentuk Lukisan
Perempuan Penulis Padma (Perlima) menggelar peluncuran buku puisi di Artlab Lounge, pada Sabtu, 14 Januari 2023. Mereka juga membuat pameran lukisan dari buku tersebut.
Perlima sendiri menggandeng seorang seniman asal Sidoarjo, Yoes Wibowo yang membantu memvisualkan dalam bentuk lukisan, dengan ide dari buku puisi Rupa Cinta.
“Temanya (lukisan) sebenarnya dari buku Rupa Cinta itu sendiri, apa sih wujud cinta itu. Dari 46 puisi yang divisualkan, hanya 40 yang dipamerkan, karena enggak cukup,” kata Yoes, ketika ditemui di lokasi.
Terlihat karya Yoes yang dipamerkan digambar menggunakan cat air di atas kertas berukuran 30 cm x 40 cm. Di sisi lain, lukisan tampak menggunakan banyak sekali warna. “Enam bulan pengerjaan. Saya penggarapanya secara teknis lebih cepat, tapi menggali idenya itu, saya harus menggali puisinya apa yang disampaikan,” jelasnya.
Salah satu karya Yoes dengan judul Rumah, memperlihatkan gambar dasar bangunan, dengan kaki tanpa badan. Lalu, lukisan Jejak Bintang, yang menggambarkan seorang perempuan dan sayuran.
“Menurut saya, puisi yang kurang menggelegar itu justru yang paling sulit, bukan simple, tapi kurang greget. Kalau puisi yang karakternya kuat, itu semakin cepat melukisnya,” ucapnya.
Yoes mengatakan, pameran lukisan dengan tema buku puisi tersebut bakal digelar hingga 22 Januari 2023, mendatang. Masyarakat bisa membeli karya tersebut dengan harga yang bervariasi.
“Saya pengen memberikan semangat kepada teman-teman lain, agar bisa lebih eksploratif dan menjadikan karyanya itu maksimal. Salah satunya dengan pameran tunggal, jadi lebih berani,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Perlima, Tjahyani Retno Wilis mengatakan, buku dengan tajuk Rupa Cinta yang diluncurkan merupakan kumpulan puisi dari beberapa anggota yang lolos dikurasi.
“Penulisnya ada 23 orang, artinya mereka yang mengirim tulisan dan lolos. Mungkin sebenarnya lebih banyak, Itu dari kelas menulis puisi yang diadakan Perlima,” kata Wilis, saat ditemui di lokasi.
Menurut Wilis, judul Rupa Cinta sendiri dipilih karena buku tersebut berisi tentang rasa cinta yang luas dan beragam dari para penulis. “Cinta yang dimaksud itu cinta yang luas, dalam cinta itu ada juga amarah, kekecewaan, cinta yang luas bukan hanya cinta sepasang kekasih,” jelasnya.
Sedangkan, kata Wilis, kata ‘Rupa’ sendiri dipilih lantaran setiap puisi dalam buku, dituangkan kedalam bentuk visual oleh salah satu seniman lukisan, Yoes Wibowo. “Jadi ini kan bentuk kecintaan kita, menulis, kemudian mengungkapkan rasa.
Dari kata-kata ini, diksi ini, direspon dalam lukisan, makanya judulnya Rupa Cinta,” ujarnya.