Bukan Sinetron! Bayi Tertukar di Bogor, Terbukti Lewat Tes DNA
Siti Mauliah tengah berjuang mencari bayi laki-laki darah dagingnya sendiri. Perempuan 37 tahun ini telah merawat bayi orang lain. Diduga anaknya tertukar saat persalinan di sebuah rumah sakit di Bogor, Jawa Barat, 18 Juli 2022 lalu.
Butuh waktu setahun bagi pasangan asal Ciseeng, Bogor, yakni Muhammad Tabrani dan Siti Mauliah, untuk memastikan bahwa bayi mereka benar tertukar. Cerita ini nyata, bukan sebuah kisah di sinetron televisi.
Kepastian bahwa bayi yang dirawat bukan anak kandung Tabrani dan Siti setelah melewat fase tes DNA. Hasilnya fix, bayi itu bukan anak kandung pasutri yang berbeda usia 15 tahun ini.
Perjuangannya menemukan hasil, diketahui anak kandung Siti Mauliah berada di tangan seorang ibu berinisial B, yang juga warga Kabupaten Bogor. Namun, ibu B ini tak percaya begitu saja, dia enggan melakukan tes DNA.
Ibu B ini meminta seluruh bayi yang lahir di hari yang sama di rumah sakit tersebut juga tes DNA.
Siti Mauliah pun menggandeng kuasa hukum untuk melaporkan kasus ini ke polisi.
Merasa Beda saat Menyusui
Sebagai ibu yang mengandung hingga melahirkan darah dagingnya sendiri, Siti Mauliah sudah merasakan bahwa bayi yang diserahkan kepadanya bukanlah bayi yang ada dalam rahimnya selama sembilan bulan.
Siti Mauliah mengaku ada perbedaan usai menyusui anaknya saat hari kedua setelah melahirkan. Ia sudah mengutarakan rasa yang mengganjal kepada suaminya, namun sang suami tak menaruh kecurigaan apapun.
"Sehari semalem itu kan sama saya, pas mau pulang dari rumah sakit itu fisiknya udah beda, saya bertanya sama suami karena beda," ungkap dia.
Gelang Bayi Beda
Saat mengurus administrasi kepulangan, Siti Mauliah kembali merasa curiga lantaran gelang yang melekat pada bayinya bukan atas namanya. Namun, rumah sakit meyakinkan bahwa itu anak dari Siti Mauliah.
Lalu keesokan harinya, dua orang perawat dari rumah sakit tersebut mendatangi rumah untuk mempertanyakan gelang tersebut.
"Perawat yang datang beralasan ada program khusus," ucap Siti Mauliah.
Setelah beberapa hari, akhirnya gelang itu pun berhasil ditemukan dan dikembalikan ke rumah sakit. Saat mengembalikan gelang tersebut, sebenarnya Siti Mauliah kembali menanyakan apakah bayinya tertukar lantaran gelang tersebut bukan atas namanya.
Tapi, lagi-lagi pihak rumah sakit mengatakan bahwa anaknya tidak tertukar. "Katanya cuma gelangnya aja yang ketuker," ujarnya.
Akhirnya, Siti Mauliah pun kembali pulang ke rumahnya dengan menyimpan rasa kejanggalan. Diam-diam ia mendatangi si pemilik gelang. Akan tetapi, atas nama pasien ada di gelang tersebut bersikukuh bahwa anaknya tidak tertukar.
Tes DNA
Siti Mauliah pun meminta kejelasan kepada pihak rumah sakit yang kemudian menyarankan untuk melakukan tes DNA di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Dari hasil tes DNA tersebut, Siti Mauliah mengungkapkan bahwa anak yang dirawatnya tersebut bukan anak biologisnya.
Mediasi Tak Berhasil
Siti Mauliah, pasien B sesuai nama yang ada di gelang tersebut, dan rumah sakit melakukan mediasi untuk mencari titik terang. Akan tetapi, mediasi tersebut belum membuahkan hasil.
"Ibu B menolak tes DNA," kata Siti Mauliah.
Lapor Polres Bogor
Kuasa hukum Siti Mauliah, Rusdy Ridho mengungkap bahwa kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. "Kami sudah laporkan juga ke unit PPA Polres Bogor, katanya sampai saat ini masih tahap penyelidikan," ucapnya.
Polisi telah menerima laporan tersebut. Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana mengatakan, pihaknya akan menyampaikan informasi lebih lanjut soal penyelidikan kasus ini.
"Masih dalam proses penyelidikan serta pendalaman," ujarnya.
Tanggapan Rumah Sakit
Pihak rumah sakit menjelaskan, laporan tersebut telah coba difasilitasi. Akan tetapi, mediasi antara dua keluarga mengalami kebuntuan.
“Dan kami belum tahu sejauh mana kelanjutannya (pertemuan dua keluarga itu). Karena yang satu, pasien A, sudah (tes DNA) tapi saya kurang tahu persisnya dan akan ditanyakan ke manajemen,” jelas Frits M Rumintjap selaku komisaris dan owner rumah sakit.
"Kejadian ini sudah lama satu tahun lebih. Justru ketika mendapat laporan, kami langsung menginvestigasi kejadian ini. Kalau dari awal langsung dilakukan pendekatan, lebih bagus," jelasnya.
Advertisement