Bukan Mistis Fenomena Awan Bertopi Gunung Lawu, Ini Penjelasannya
Fenomena awan bertopi di puncak Gunung Lawu banyak dibincangkan di media sosial. Netizen terkesima dengan bentuk awan yang indah dan menyerupai topi di atas puncak Gunung Lawu. BMKG pun memberikan penjelasan ilmiah tentang fenomena awan bertopi.
Fenomena Awan Bertopi
Fenomena awan bertopi sering muncul di atas puncak gunung. Pada Desember 2018 silam, mendiang Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menulis utas tentang fenomena serupa di atas Gunung Semeru. Fenomena itu disebut dengan awan altocumulus lenticurus yang terbentuk akibat turbulensi angin di atasnya.
Gunung Semeru saat bertopi, berhelm & berhijab di puncaknya. Awan altocumulus lenticularis terbentuk akibat turbulensi di atasnya.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 11, 2018
Bagi yang mau nikah, gunakan fenomena alam ini buat foto pre wedding. Sungguh memesona! Cintamu akan terus terayomi meski ada turbulensi di hatimu. pic.twitter.com/QNqPqDsFE8
Kata BMKG Nganjuk
Fenomena serupa muncul kembali di atas Gunung Lawu, selama beberapa hari terakhir. Awan menyerupai topi terlihat menaungi puncak gunung.
Serupa dengan Sutopo, Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sawahan Nganjuk M. Chudori, juga menyebut awaln lencularis pada awan bertopi tersebut.
Menurutnya, awan itu muncul lantaran gelombang gunung atau agin lapitas atas yang cukup kuat. "Gelombang angin itu muncul dari suatu sisi gunung dan membentur dinding pegunungan, sehingga menimbulkan turbulensi di sisi gunung lainnya," kata Chudori, dikutip dari detik.com, Sabtu 14 Agustus 2021.
Selain itu, Chudori menambahkan jika awan bertopi itu secara umum tidak berbahaya. Meski bagi dunia penerbangan akan memberikan risiko turbulensi, bagi penerbangan rendah. (Dtk)
Advertisement