Ini Cerita Bagaimana Tersiksanya Paramedis Saat Pakai APD
Jangan pernah menganggap remeh perjuangan para paramedis saat merawat pasien Corona. Selain harus bertaruh nyawa, mereka juga harus bekerja dalam kondisi yang tak nyaman sama sekali. Kacamata google, pakaian gown, sarung tangan, masker N95, sepatu boots, face shield merupakan bagian dari Alat Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan lengkap sebelum paramedis menangani pasien Corona. Jangan dianggap memakai APD ini seperti halnya memakai baju biasa. Memakai baju APD dan segala perlengkapannya itu sangat tak nyaman.
Salah satu tenaga medis yang sekaligus menjadi juru bicara Satuan Tugas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga, dr Alfian Nur Rasyid SpP menceritakan bagaimana tersiksanya tenaga paramedis saat pemakai APD. Kata dia, saat seorang tenaga paramedis yang terlanjur masuk dalam ruang isolasi pasien corona, namun tiba-tiba dia kebelet buang air kecil, maka tak ada jalan lain selain harus menahan pipis. Begitu juga dengan rasa haus. Tenaga paramedis harus menahan rasa haus yang dirasakan. Padahal, baju APD dan semua perlengkapannya itu bikin sumuk.
"Karena kita dibatasi untuk menghemat mengunakan APD. Makanya harus ditahan. Tak bisa sering-sering ganti APD," kata dokter spesialis paru-paru ini.
Asal tahu saja, APD hanya diboleh digunakan sekali dalam rentang waktu enam sampai delapan jam, bila tidak sobek. Setelah itu APD harus dibuang dan diganti. Makanya, untuk mengantisipasi hal tersebut, Alfian menjelaskan, sebelum masuk ruangan dan mengunakan APD, paramedis wajib memenuhi gizinya dengan makan terlebih dahulu dan ke toilet.
"Nanti setelah keluar ruangan, setelah membersihkan diri makan lagi. Gizinya harus diperhatikan dan cukup," ungkapnya.
Tak hanya persolan menahan kencing dan haus saja yang harus dirasakan para nakes yang memakai APD. Alfian juga mengatakan, pemakaian face shield yang terlalu lama juga membuat kepala pusing.
"Karena karetnya menekan kepala. Jadi tidak nyaman," keluhnya.
Tidak berhenti disana, ada resiko saat menggunakan face shield terlalu lama. Resikonya yaitu, kulit kepala bisa mengalami iritasi kulit ketika memakai masker terlalu lama.
"Bisa terjadi memakai iritasi kulit, karena karet maskernya. Kalau memang terjadi kita akan konsultasi ke dokter kulit untuk terapi," jelasnya.
Saat usai menjalankan tugas pun, paramedis yang selesai melakukan perawatan pasien corona juga tak boleh membuang sembarangan APD yang bekas dipakai. Paramedis harus mengikuti prosedur yang berlaku, agar tak membahayakan dirinya dan orang lain. Saat keluar ruangan pasien, ujar Alfian, paramedis diwajibkan melepas semua APD di ruang anterum. Ruang ini berada di antara ruangan pasien dan ruangan umum.
"APD akan dibuang di tempat sampah khusus di ruangan itu dan baru nakes bisa keluar. Setelahnya nakes juga harus mengikuti prosedur mandi dan membersihkan yang diperlakukan. Baru bisa pulang," paparnya.
Namun, atas semua ketidaknyamanan tersebut tetap harus dijalankan oleh paramedis untuk menolong pasien corona. Mereka ikhlas menjalankan itu semua untuk menolong sesama.
Makanya, untuk tak menambah beban kerja paramedis semakin berat, lakukanlah physical distancing. Diam di rumah saja bila tidak ada urusan mendesak. Tujuannya agar pasien Corona tidak bertambah dan kerja paramedis tak semakin berat.